Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sepanjang 2020 Minus 2,07 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 dan keseluruhan tahun 2020 pada Jumat (5/2/2021) hari ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Feb 2021, 09:21 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 09:13 WIB
Prediksi BI Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen. Sementara itu pada triwulan IV 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 0,42 persen dan secara year on year kontraksi sebesar 2,19 persen.

"Pertumbuhan ekonomi secara q to q mengalami kontraksi sebesar 0,42 persen dan pertumbuhan ekonomi y on y dibanding 2019 kontraksi 2,19 persen. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 mencapai kontraksi 2,07 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam rilis Pertumbuhan Ekonomi secara daring, Jakarta, Jumat (5/2/2021).

Perekonomian di berbagai negara pada triwulan IV mulai membaik dibanding triwulan sebelumnya. Namun perbaikan belum terlalu signifikan dan masih dibayangi oleh kekhawatiran Virus Corona.

Pada triwulan IV berbagai negara kembali melakukan lockdown akibat peningkatan kasus Virus Corona. Beberapa negara masih kontraksi, yang positif hanya Tiongkok dan Vietnam.

Inflasi diberbagai negara di 2020 juga mengalami perlambatan signifikan bahkan mengarah ke deflasi. Hal ini disebabkan oleh pembatasan mobilisasi juga pergerakan masyarakat diseluruh negara.

"Pandemi menghantam dua sisi, baik dari sisi demand maupun supply," kata Suhariyanto dalam melaporkan laju pertumbuhan ekonomi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video Pilihan di Bawah Ini:


Sudah Diprediksi

FOTO: Indonesia Dipastikan Alami Resesi
Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sejumlah pihak sepakat pertumbuhan ekonomi 2020 bakal terkontraksi akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan sejak Maret tahun lalu.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi, ekonomi Indonesia pada 2020 akan tumbuh negatif di kisaran minus 1 persen hingga minus 2 persen.

Angka tersebut mengalami perbaikan, setelah pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia terkontraksi minus 5,32 persen, dan minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan positif pada triwulan IV 2020, dan akan pada kisaran -1 persen hingga -2 persen pada keseluruhan 2020," kata Perry, seperti dikutip Jumat (5/2/2021).

Sementara Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2020 pada angka yang lebih rendah, yakni hingga minus 2,2 persen.

"Kalau kami bilang itu (pertumbuhan ekonomi nasional) di sekitar minus 1,7 persen sampai minus 2,2 persen," ungkap Suahasil.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (Core) Piter Abdullah bahkan meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 akan terkontraksi lebih dalam, yakni antara minus 2 persen hingga minus 2,5 persen.

"Perekonomian Indonesia tahun 2020 diperkirakan minus 2 sampai dengan minus 2,5 persen," ujar Piter.

Namun, Piter menilai ekonomi Indonesia di tahun lalu masih akan tertolong pada kuartal IV 2020, dimana pemerintah mulai menerapkan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Pertumbuhan ekonomi kuartal IV saya perkirakan di kisaran minus 1 sampai dengan minus 2 persen, membaik dibandingkan kuartal III. Pada kuartal IV pemerintah melonggarkan PSBB, dimana mall dan restoran bahkan bioskop boleh buka," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya