Jelang Rilis BPS, Pertumbuhan Ekonomi 2020 Diramal Terkontraksi

BPS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 dan keseluruhan tahun 2020 pada Jumat (5/2/2021) hari ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Feb 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 08:00 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 dan keseluruhan tahun 2020 pada Jumat (5/2/2021) hari ini.

Meski mengalami sedikit perbaikan pada kuartal IV, sejumlah pihak sepakat pertumbuhan ekonomi 2020 bakal terkontraksi akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan sejak Maret tahun lalu.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi, ekonomi Indonesia pada 2020 akan tumbuh negatif di kisaran minus 1 persen hingga minus 2 persen.

Angka tersebut mengalami perbaikan, setelah pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia terkontraksi minus 5,32 persen, dan minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan positif pada triwulan IV 2020, dan akan pada kisaran -1 persen hingga -2 persen pada keseluruhan 2020," kata Perry, seperti dikutip Jumat (5/2/2021).

Sementara Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2020 pada angka yang lebih rendah, yakni hingga minus 2,2 persen.

"Kalau kami bilang itu (pertumbuhan ekonomi nasional) di sekitar minus 1,7 persen sampai minus 2,2 persen," ungkap Suahasil.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (Core) Piter Abdullah bahkan meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 akan terkontraksi lebih dalam, yakni antara minus 2 persen hingga minus 2,5 persen.

"Perekonomian Indonesia tahun 2020 diperkirakan minus 2 sampai dengan minus 2,5 persen," ujar Piter.

Namun, Piter menilai ekonomi Indonesia di tahun lalu masih akan tertolong pada kuartal IV 2020, dimana pemerintah mulai menerapkan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Pertumbuhan ekonomi kuartal IV saya perkirakan di kisaran minus 1 sampai dengan minus 2 persen, membaik dibandingkan kuartal III. Pada kuartal IV pemerintah melonggarkan PSBB, dimana mall dan restoran bahkan bioskop boleh buka," jelasnya.

 

Prediksi OJK

FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski membaik, namun pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 masih tetap minus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Prediksi tersebut mirip seperti yang dilontarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada tiga bulan terakhir 2020.

"Kami harapkan kuartal IV tidak terlalu jelek, konsensus yaitu minus sekitar 1 sampai 2 persen," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso.

Jika ramalan pertumbuhan ekonomi minus 2 persen pada kuartal IV jadi kenyataan, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira bahkan menilai, ekonomi Indonesia di sepanjang 2020 bisa tumbuh -1,8 persen.

"Pertumbuhan pada tahun 2020 diperkirakan berada di kisaran -1,8 persen. Dengan asumsi pertumbuhan di kuartal IV sebesar -2,02 persen," terangnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya