Liputan6.com, Jakarta - Pertamina akan bekerja sama dengan PLN dan PGN untuk pembangunan infrastruktur gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Dalam hal ini Pertamina dan PLN akan mengganti 52 pembangkit listrik yang menggunakan solar untuk dikonversikan menjadi gas.
"Pembangkit yang masih menggunakan solar itu kita konversi menjadi gas, tentu ini untuk pembangkit yang dual fuel," kata Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR-RI, Jakarta, Selasa (9/2).
Program ini kata Nicke akan diselesaikan dalam waktu 2 tahun. Di tahun ini akan ada 3 pembagkit listrik yang akan dilakukan konversi dari solar ke gas, yaitu Tanjung Selor, Sorong dan Nias.
Advertisement
Kemudian, tahap berikutnya akan ada 30 pembangkit yang akan dikonversikan. Namun prosesnya ini tidak akan mudah karena Indonesia merupakan negara kepulauan.
Sehingga untuk di Sumatera akan menggunakan konsep pipanisasi baik untuk transmisi maupun distribusi. Sementara untuk di wilayah Indonesia Timur akan menggunakan konsep virtual pipeline.
"Suplai gas kalau di Jawa dan Sumatera kan mudah ya karena sudah ada pipanisasi baik transmisi maupun distribusi," kata dia.
Sedangkan untuk di Indonesia Timur, LNG Akan diangkut dalam ukuran kecil dan dibagi menjadi 6 kluster. Masing-masing kluster ini memiliki regasifikasi yang nantinya akan dialirkan menggunakan pipa. Konsep ini kata Nicke dinilai lebih baik dari sisi lingkungan dan lebih hemat bagi PLN.
"Ini akan kita selesaikan dan saving untuk PLN juga besar disamping tentu ini lebih baik untuk lingkungan," kata dia.
Sementara itu untuk suplai natural gas untuk industri tahun lalu dilakukan oleh PGN. Ada 7 sektor industri yang telah ditetapkan dengan harga jual USD 6 per mmbtu.
"Ini sudah kita jalankan dan hari ini kita sudah tantang tangan 14 letter of agreement untuk memasok 600 bbtud gas ke 7 sektor industri yang ditetapkan pemerintah," kara dia mengakhiri.
Reporoter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertamina Jamin Stok BBM dan LPG Aman Selama PPKM Jawa-Bali
Menyusul pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau disebut juga Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di pulau Jawa dan Bali sejak 11 hingga 25 Januari 2021, PT Pertamina (Persero) tetap melakukan pengamanan stok BBM dan LPG dan perketat protokol Covid-19 di seluruh fasilitas Pertamina.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pjs. Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Marthia Mulia Asri, dalam jumpa pers virtual Selasa (12/1/2021).
“Khusus di wilayah operasi kami yang meliputi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY), ketahanan stok produk kami per tanggal 10 Januari sebelum PSBB adalah hingga 11 hariuntuk BBM bersubsidi, sementara produk BBM non subsidi hingga 16 hari,” ujar Marthia.
Konsumsi BBM sebelum PSBB di Jawa Tengah dan DIY, khususnya gasoline mencapai angka11.656 kiloliter (KL) per hari dan untuk gasoil mencapai angka 4.869 KL per hari. Sementara untuk konsumsi LPG berada di angka 4.232 Metric Ton (MT) per hari.
“Meskipun sempat mengalami kenaikan pada saat long weekend Natal dan Tahun Baru yanglalu, namun stoknya masih aman di sepanjang libur kemarin. Kami juga sudah menyelesaikanmasa Satgas Natal dan Tahun baru pada 10 Januari yang lalu,” ujarnya.
Marthia menambahkan, selain pengamanan stok, Pertamina juga kembali melakukan pengetatanprotokol Covid-19, khususnya di fasilitas publik yang dimiliki Pertamina.
“Setiap SPBU kami lakukan penyemprotan disinfektan secara rutin selama pandemi, selain itusetiap petugas juga kami berlakukan prosedur dan kelengkapan seperti masker, sarung tangan,face shield, dan tempat cuci tangan,” kata Marthia.
Ia menambahkan, Pertamina terus menghimbau kepada konsumen dan pelanggan setianya untuk terus menerapkan protokol Covid-19 dimana pun berada tidak terkecuali SPBU dan fasilitas Pertamina lainnya. Konsumsi BBM LPG di Daerah PSBB, Marthia menyebut, ada beberapa daerah di wilayah operasinya yang diberlakukan PSBB.
Di Jawa Tengah antara lain Semarang Raya, Solo Raya, dan Banyumas Raya. Untuk di wilayah Semarang Raya terdiri dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.
Rata-rata konsumsi harian di Semarang Raya sebelum PSBB, di antaranya BBM jenis gasoline berada di angka2.219 kiloliter per hari dan konsumsi BBM jenis gasoil berada di angka 1.194 kiloliter per hari.
"Sementara rata-rata konsumsi harian LPG berada di angka 781 MT per hari,” terang Marthia.
Advertisement