Kementan Gandeng Microsoft Hadirkan Solusi Teknologi untuk Petani

Kementerian Pertanian (Kementan) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Microsoft

oleh Andina Librianty diperbarui 18 Feb 2021, 16:11 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2021, 16:11 WIB
Petani Gorontalo, Pilih Gotong-Royong Ketimbang Gunakan Teknologi Alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)
Petani Gorontalo, lebih memilih gotong-royong ketimbang gunakan teknologi alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Microsoft untuk memberdayakan petani kecil.

Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak menghadirkan solusi berorientasi teknologi yang akan membantu meningkatkan pendapatan menggunakan terobosan, teknologi berbasis cloud, machine learning, dan analitik canggih.

MoU ini akan membantu Kementan dan mitranya meningkatkan distribusi informasi menuju efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi di seluruh rantai pasokan. Mulai dari membangun platform kolaboratif, menangkap kumpulan data pertanian seperti hasil panen, data cuaca, permintaan pasar dan harga, hingga membangun model machine learning, dan perjanjian strategis akan membantu mengubah industri pertanian menjadi lebih banyak data-driven untuk kepentingan para stakeholder.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pemerintah harus berinvestasi pada petani untuk memastikan ketahanan pangan nasional. Ia meyakini ekosistem pertanian berbasis data yang didukung oleh platform teknologi canggih akan benar-benar menguntungkan para petani.

"Platform teknologi Microsoft akan menjadi fondasi ekosistem kami yang mencakup para mitra, startup, dan LSM yang akan membantu kami mengubah kehidupan petani Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Saya tidak sabar untuk melihat perbedaan besar yang akan kita hasilkan bersama," kata Syahrul dalam keterangan resminya pada Kamis (28/2/2021).

Adapun poin yang rencananya dilakukan untuk lebih memperkuat ekosistem pertanian digital antara lain membantu petani bertransformasi secara digital melalui program pendidikan kolaboratif dari Microsoft dan Kementan. Dalam hal ini termasuk portal keterampilan bagi komunitas petani untuk mengakses pengetahuan dan informasi terbaru dari seluruh nusantara.

Selain itu juga menggunakan aplikasi dan database untuk meningkatkan infrastruktur pertanian digital. Kemudian juga menerapkan tata kelola data perusahaan yang baik untuk mengembangkan otentikasi multi-faktor yang aman untuk mengakses dan berbagi data, serta membangun infrastruktur berkelanjutan yang akan mengintegrasikan pengembangan aplikasi, dasbor, dan laporan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengolahan Data

Petani Gorontalo, lebih memilih gotong-royong ketimbang gunakan teknologi alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)
Petani Gorontalo, lebih memilih gotong-royong ketimbang gunakan teknologi alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Ekosistem ini rencananya akan dikembangkan di FarmBeats, platform cloud khusus industri yang dibuat menggunakan Microsoft Azure untuk mengolah data menjadi tepat guna dan dapat ditindaklanjuti.

Azure FarmBeats membantu mengumpulkan data pertanian dari berbagai sumber, menggabungkan berbagai set data pertanian dari sensor, drone dan satelit, serta mengembangkan kecerdasan buatan dengan cepat, dan membangun solusi pertanian digital khusus.

"Saya percaya teknologi cerdas dan pengalaman yang kami miliki dapat mendukung penerapan transformasi digital dalam komunitas pertanian di Indonesia. Kami berharap dapat membantu jutaan petani dan sektor pertanian Indonesia untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi," ungkap Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee.

Adopsi Microsoft Azure FarmBeats diharapkan dapat mengubah seluruh ekosistem industri pertanian di Indonesia, menjadikannya lebih efisien dan efektif, mengurangi limbah dan perantara.

Infrastruktur skala, machine learning, dan analitik Microsoft akan menganalisis jutaan catatan dan poin data untuk memberikan grafik pengetahuan tentang informasi terkaitkeputusan yang lebih baik, termasuk menetapkan harga pasar yang adil, mengidentifikasi kendala, dan membuat jadwal penanaman yang akurat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya