Pengusaha Dukung Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri

Pengusaha yang tergabung dalam HIPMI mendukung penuh kampanye benci produk luar negeri yang dicanangkan Presiden Jokowi

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2021, 15:15 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 15:15 WIB
Berburu Aneka Produk di UMKM Export BRILian Preneur 2019
Pengunjung melihat pakaian yang dipamerkan dalam acara UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 menampilkan aneka produk dari 150 UMKM binaan Bank BRI dan Rumah Kreatif BUMN (RKB). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Ajib Hamdani mendukung penuh kampanye benci produk luar negeri yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Menurutnya, kampanye tersebut menjadi salah satu cara untuk mendukung produk dalam negeri.

Dia mengatakan, Indonesia mempunyai penduduk sekitar 270,2 juta orang dan nomor 4 terbesar di dunia. Potensi yang besar itu, harus dimanfaatkan dengan mendukung permintaan produk dari dalam negeri. Apalagi produk dalam negeri memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia yang mencapai USD 1,1 triliun. Atau lebih dari 57 persennya itu ditopang oleh konsumsi.

"Sangat wajar kalau kemudian Pak Presiden mengharapkan, agar pertumbuhan ekonomi sustain, maka konsumsi ini bisa menjadi daya ungkit yang sangat positif," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Kamis (4/3/2021).

Pernyataan Ajib ini justru bersebrangan dari yang disampaikan Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad.

Dia mengaku tidak sepakat dengan kampanye membenci produk luar negeri yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Secara khusus, dirinya mendukung program bangga buatan Indonesia, namun tidak harus membenci produk luar.

"Iya statementnya Pak Presiden (Jokowi) yang terakhir saya dengar kalau tidak salah kita harus mencintai produk dalam negeri setuju. Tapi bukan berarti membenci produk asing. Bukan," katanya saat dihubungi merdeka.com.

Dia mengatakan, produk-produk dari luar negeri justru harus menjadi motivasi supaya UMKM di Indonesia mampu berkompetisi. Baik secara produk, maupun harga jual. "Jadi produk asing itu sebagai motivasi supaya kita berkompetisi," imbuh dia.

Dia menambahkan, upaya pemerintah dalam mendukung program bangga buatan Indonesia, harus dimulai dari pemerintah sendiri. Misalnya saja, paling sederha mengganti mobil dinas menggunakan mobil buatan anak bangsa.

"Pemerintah harus mulai berpikir produk-produk yang digunakan misalnya mobil dinasnya mulai dari kepresidenan sampai menteri jangan beli produk impor dong, misalnya produk dalam negeri mobil nasional. Itu kan bagus," kata dia.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Ini Ternyata Alasannya

Jokowi Sosialisasikan Penurunan Pajak
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau produk UMKM dalam kunjungan kerjanya di Sanur, Bali, Sabtu (23/6). Kunjungan kerja ini dalam rangka sosialisasi aturan baru terkait dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta program bangga buatan Indonesia terus didukung instansi seperti Kementerian Perdagangan (Kemendag). Caranya dengan membuat kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional. 

Tak hanya menggaungkan tentang cinta produk lokal, masyarakat juga diminta untuk mulai membenci produk impor.

"Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan dari Istana Negara Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Jokowi pun menyebutkan alasan meminta menggaungkan kecintaan terhadap produk luar dalam negeri dan sebaliknya untuk produk luar negeri atau produk impor.

"Bukan hanya cinta, tapi benci. Cinta barang kita, benci produk dari luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal untuk produk-produk Indonesia," jelas dia.

Jokowi juga meminta agar produk-produk Indonesia, khususnya usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) diberikan ruang yang strategis di pusat perbelanjaan ataupun mal. Hal ini agar masyarakat Indonesia dapat lebih mencintai produk dalam negeri ketimbang luar negeri.

"Jangan sampai ruang depan lokasi-lokasi strategis justru diisi oleh brand-brand dari luar negeri. Ini harus mulai digeser. Mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. Tempat yang strategis, tempat yang baik, berikan ruang untuk brand-brand lokal," jelas Jokowi.

Jokowi meyakini produk dalam negeri akan menjadi pasar yang besar apabila terus didorong dengan baik. Terlebih, Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa.

"Penduduk Indonesia berjumlah lebih 270 juta jiwa. Seharusnya adalah konsumen yang paling loyal untuk produk-produk kita sendiri. 270 juta adalah jumlah yang besar, pasar yang besar," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya