Pengamat soal Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri: Produk Asing Harus jadi Motivasi

Pengamat Indef Tauhid Ahmad mengaku tidak sepakat dengan kampanye membenci produk luar negeri yang ungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2021, 13:05 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 13:05 WIB
Pameran Karya Kreatif Indonesia 2018 di JCC Senayan
Pengunjung melihat produk-produk UMKM dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Center, Jumat (20/7). Untuk ketiga kalinya, Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pameran Kerajinan UMKM Binaan BI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengaku tidak sepakat dengan kampanye membenci produk luar negeri yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Secara khusus, dirinya mendukung program bangga buatan Indonesia, namun tidak harus membenci produk luar.

"Iya statementnya Pak Presiden (Jokowi) yang terakhir saya dengar kalau tidak salah kita harus mencintai produk dalam negeri setuju. Tapi bukan berarti membenci produk asing. Bukan," katanya saat dihubungi merdeka.com, Kamis (4/3).

Dia mengatakan, produk-produk dari luar negeri justru harus menjadi motivasi supaya UMKM di Indonesia mampu berkompetisi. Baik secara produk, maupun harga jual. "Jadi produk asing itu sebagai motivasi supaya kita berkompetisi," imbuh dia.

Dia menambahkan, upaya pemerintah dalam mendukung program bangga buatan Indonesia, harus dimulai dari pemerintah sendiri. Misalnya saja, paling sederha mengganti mobil dinas menggunakan mobil buatan anak bangsa.

"Pemerintah harus mulai berpikir produk-produk yang digunakan misalnya mobil dinasnya mulai dari kepresidenan sampai menteri jangan beli produk impor dong, misalnya produk dalam negeri mobil nasional. Itu kan bagus," kata dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Contoh Negara Tetangga

Malaysia Sudah Tes Mobil Tanpa Supir Pakai Proton (Foto: Paultan)
Malaysia Sudah Tes Mobil Tanpa Supir Pakai Proton (Foto: Paultan)

Dia mencontohkan, beberapa negara tetangga Indonesia bahkan semuanya hampir menggunakan kendaraan dinasnya dari produk dalam negeri. Misalnya saja di Malaysia dan Vietnam.

Kemudian kedua, mengenai pengadaan barang dan jasa. Selama ini pemerintah juga masih mengimpor. Dan sebagian kecil yang menggunakan produk dalam negeri.

"Pengadaan barang impor mesin peralatan dan produk untuk anak-anak, pembangunan infrastruktur dan sebagainya teknologi-teknologi masih impor. Kita harus bisa, caranya pengadaan barang jasa hanya beberapa persen harus dari produk dalam negeri," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk bisa menggaungkan cinta produk Indonesia dan membenci produk luar negeri.

"Ajakan produk Indonesia harus digaungkan, produk dalam negeri gaungkan, gaungkan benci produk-produk dari luar negeri, bukan hanya cinta, tapi benci produk luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat jadi konsumen yang loyal produk Indonesia," tegasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya