Terkuak ke Mana Saja Miliarder Jack Ma Bepergian Saat Dikabarkan Hilang 3 Bulan

Selama masa hiatusnya dari kegiatan publik, miliarder China Jack Ma diselimuti rumor bahwa dirinya berada di Singapura untuk menghindari konfliknya dengan pemerintahan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2021, 21:05 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2021, 21:00 WIB
Jack Ma
Pendiri Alibaba Group Jack Ma berbicara dalam sebuah seminar di Bali, Indonesia, 12 Oktober 2018. (AP Photo/Firdia Lisnawati, File)

Liputan6.com, Jakarta Saat tidak muncul di depan publik dan diisukan menghilang selama tiga bulan, Bos Alibaba, miliarder Jack Ma rupanya masih melakukan perjalanan bisnis dengan jet pribadinya, namun lebih jarang dari biasanya.

Dalam artikel yang dirilis Financial Times, Senin (15/3/2021), Jack Ma tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menghindari konfliknya dengan pemerintah China, seperti rumor yang banyak menyebar. Meski sebenarnya ia bisa terbang ke New York bahkan London dengan jet pribadinya itu.

Data Radarbox, lembaga yang khusus merekam perjalanan pesawat menunjukkan jet pribadi Jack Ma hanya melakukan penerbangan di dalam negeri selama taipan itu dinyatakan hilang oleh publik.

Artikel tersebut menunjukkan terjadi penurunan intensitas perjalanan yang dilakukan Jack Ma. Sebelum pernyataan kontroversialnya bulan Oktober yang memicu konflik dengan pemerintahan Xi Jinping, Radarbox mencatat Jack Ma melakukan perjalanan ke luar kota rata-rata sekali dalam tiga hari.

Namun sejak November 2020 hingga Februari 2021, ia hanya melakukannya sekali dalam semingu. Paling sering dilakukan ke Beijing, Hangzhou dan Pulau Hainan.

Dikutip dari Bloomberg, selama masa hiatusnya dari kegiatan publik, miliarder China ini diselimuti rumor bahwa dirinya berada di Singapura untuk menghindari konfliknya dengan pemerintahan.

Namun ada juga yang beranggapan salah satu orang terkaya dunia ini diam di rumahnya karena pengawasan ketat pemerintah. Namun, pada awal Februari ia diketahui sedang bermain golf di sebuah resort di pulau Hainan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Ini


Rutin ke Beijing

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Catatan perjalanan ini mengafirmasi masih kuatnya peran Ma terlibat menegosiasikan permasalahan perusahannya, Ant Group yang merupakan anak usaha dari Alibaba Group. Sekalipun Ma sebenarnya tidak lagi menjabat sebagai CEO.

Saat regulator China memanggil Ant Group, Ma yang justru datang langsung. Ini terlihat dari catatan perjalannya jetnya, Ma terbang ke Beijing sehari pasca pernyataan kontroversialnya dan menetap di sana selama empat hari.

Beberapa hari kemudian, pada 1 November jet pribadinya kembali melakukan penerbangan ke Beijing dari markasnya di Hangzhou.

Saat itu, pertama kali pemerintah China mengumumkan mereka memanggil Ant Group untuk membicarakan rencana penetapan aturan baru yang bakal menghambat IPO mereka.

Perjalanan berikutnya ke ibu kota Beijing dilakukan di hari Natal, setelah pemerintah China secara terbuka mengundang Ant Group untuk diskusi kedua. Kabarnya, diskusi tersebut membahas tentang "pengawasan keuangan, persaingan yang sehat, dan perlindungan konsumen"

Pada akhir Januari, jetnya kembali ke Beijing saat Ant Group dan regulator menyusun rencana restrukturisasi yang telah disetujui tetapi belum diumumkan secara publik.

 


Di Balik Absennya Jack Ma

Ingin Sukses Jadi Pengusaha? Ini Nasihat Ampuh dari Jack Ma
Nasihat-nasihat dari Jack Ma kepada anak muda yang ingin menjadi pengusaha sukses.
 
Teka-teki absennya Jack Ma dari banyak agenda beberapa bulan lalu sempat menggegerkan publik. Terlebih, ini terjadi setelah kritiknya kepada regulator China yang dipandang kelewat konservatif dan tidak mendukung inovasi.
 
Kritik tersebut dilayangkan Ma pada 24 Oktober 2020 dalam sebuah pertemuan di Shanghai. Atau kurang dari dua minggu dari rencana IPO anak bisnisnya, Ant Group yang mengoperasikan Ali Pay, layanan pembayaran digital paling populer di China.
 
IPO Ant Group yang rencananya akan listing di bursa Shanghai dan Hong Kong diprediksikan meraup USD 37 miliar setara Rp 530 triliun yang menjadikannya IPO terbesar sepanjang sejarah.
 
Sialnya, dua hari sebelum hari peluncuran, bursa saham Shanghai dan Hong Kong mengumumkan menunda IPO Ant Group. Setelah pemerintah China berencana memperketat aturan layanan keuangan digital di negeri tirai bambu tersebut, yang tentunya ikut menyasar aktivitas bisnis Ant Group.
 
Dikutip dari Wall Street Journal, pengumuman ini dirilis sehari pasca Jack Ma dan dua petinggi Ant Group dikabarkan melakukan pertemuan tertutup dengan regulator China. Pertemuan ini masih membahas tentang perubahan regulasi yang menghambat IPO tadi.
 
Setelah kejadian itu, Ma mulai tidak terlihat di berbagai kegiatan publik. Rekaman perjalanan jet pribadi yang diidentifikasi sebagai milik Jack Ma juga hanya terbang ke beberapa kota penting, terutama Beijing, yang diidentifikais sebagai perjalanan bisnisnya menemui regulator China.
 
Terbaru, setelah kemunculannya kembali pada akhir Januari, Ma lewat Ant Group rupanya mulai menyesuaikan diri dengan tuntutan baru Beijing. Ant Group pada Jumat lalu baru saja merilis aturan baru mereka 'self-discipline rules for fintech platforms' yang mengatur pengawasan lebih ketat dalam penyaluran kredit. 
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya