Luncurkan Batam Ekosistem Logistik, Luhut Ingin Tarik Investasi dari Negeri Seberang

Pemerintah meluncurkan platform ekosistem logistik di Batam (Batam Logistic Ecosystem/BLE) di Batam.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Mar 2021, 14:10 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 14:10 WIB
Luhut Binsar Panjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah meluncurkan platform ekosistem logistik di Batam (Batam Logistic Ecosystem/BLE) di Batam sebagai pilot project dari ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE).

Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, peluncuran ini dilakukan karena pemerintah ingin Indonesia bisa bersaing secara efisiensi biaya.

"Kita tuh pengennya efisien, itu aja. Jadi ada B2B, G2G, jadi kita semua pengen Indonesia bisa bersaing dari cost," kata Luhut dalam sesi teleconference, Kamis (18/3/2021).

Luhut menyatakan, penyederhanaan sistem pembiayaan tersebut akan membuat pemasukan investasi ke Indonesia semakin besar. Dalam urusan efisiensi pembiayaan, ia menyebutkan Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga seperti Singapura.

"Negara di seberang kita 13 persen, kita 25,3 persen. Masa beda hampir 10 persen, 9 koma sekian persen. Kalau beda gitu banyak orang beda 9 persen ngapain investasi ke indonesia. Dengan itu terjadi penerimaan negara tambah, efisiensi," tegasnya.

"Anda bayangin kalau perdagangan begitu banyak, orang sudah beda 10 persen selisihnya, ngapain orang datang ke Indonesia investasi. Simple as that aja," ujar Luhut.

Jika skema itu terjadi, maka ia percaya penerimaan negara pun secara otomatis akan bertambah.

"Efisiensi misal kita menertibkan lego jangkar yang sekarang tinggal 6, sekarang kita kontrol, kita promosikan bergelombang sehingga 81 ribu kapal itu, kalau kita bisa ambil 20 persen saja itu sudah kita mendapatkan penerimaan cukup besar," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tambah Investasi Rp 1,2 T di RI, Suzuki Siap Ekspor Ertiga ke Asia dan Amerika Latin

Suzuki
Proses perakitan mobil di pabrik Suzuki di kawasan Industri GIIC Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. (Oto.com)

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan Suzuki Motor Corp (SMC) Jepang berkomitmen untuk menambah investasi sebesar Rp1,2 triliun dan akan mengembangkan kendaraan jenis Ertiga.

Hal tersebut disampaikan Menperin Agus Gumiwang usai menggelar pertemuan yang menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat dengan pihak Suzuki di Tokyo, Jepang.

"Saya bertemu Suzuki. Sampai 2024 itu Suzuki akan menambah investasi Rp1,2 triliun dan ini akan menjadi basis pengembangan Ertiga dan juga XL7 yang basisnya mild hybrid," kata Menperin dikutip dari Antara, Kamis (11/3/2021).

Model-model tersebut, lanjut Menperin, akan dikembangkan menjadi produk ekspor untuk memenuhi pasar otomotif di negara-negara Asia dan Latin Amerika.

Sementara itu Duta Besar Indonesia untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia Heri Akhmadi menyampaikan Suzuki memilih untuk mengembangkan mild hybrid karena mereka mempunyai teknologi yang disebut Integrated Starter Generator (ISG).

"Jadi teknologi ISG itu mampu melakukan penghematan bahan bakar hingga 15 persen dan mengurangi emisi 20 persen," ujar Heri.

Menurut Heri, Suzuki menjatuhkan pilihan mild hybrid karena segmen pasar kendaraan yang diproduksi yakni menengah ke bawah. Dengan pertimbangan itu, maka teknologi yang digunakan dinilai cocok untuk pasar Indonesia.

"Jadi tetap komitmen dan pertimbangan mereka, termasuk pertimbangan pasar dan lain-lain, teknologi itu yang dia punya. Dalam hal ini Kemenperin tetap akan mendukung rencana investasi Suzuki ini," pungkas Heri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya