Ekonomi Singapura Melambat di Akhir 2024, Cuma Tumbuh 4,3%

Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura tumbuh 4,3% pada kuartal IV 2024. Angka ini di bawah ekspektasi para ekonom.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2025, 15:00 WIB
Aktivitas Warga Singapura Saat Diselimuti Kabut Asap
Warga beraktivitas saat kabut asap menyelimuti kota Singapura (15/9/2019). Akibat kabut asap yang terjadi di kota tersebut membuat Grand Prix Formula 1 di Singapura pekan depan, 20-22 September 2019, terancam batal. (AFP Photo/Roslan Rahman)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara, Singapura tumbuh 4,3% pada akhir 2024. Menurut data awal pemerintah Singapura, angka ini menandai peningkatan dari pertumbuhan 1,1% pada periode yang sama 2023.

Melansir CNBC International, Kamis (2/1/2025) Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura tumbuh menjadi 4,3% pada kuartal keempat 2024 dari tahun sebelumnya, menurut perkiraan awal dari kementerian perdagangan Singapura (MTI).

Pada basis kuartal-ke-kuartal yang disesuaikan secara musiman, PDB tumbuh 0,1% pada periode Oktober-Desember 2024, perkiraan awal menunjukkan.

Namun, pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lebih rendah dari yang tercatat di kuartal ketiga 2024 sebesar 5,4 persen.

Sedangkan tingkat inflasi tahunan Singapura pada bulan November tercatat sebesar 1,9%.

Angka ini merupakan inflasi tahunan terendah dalam hampir 3 tahun, menciptakan ruang bagi bank sentral negara itu untuk melonggarkan kebijakan moneter pada tinjauan Januari, meskipun analis percaya mungkin menunggu hingga akhir tahun 2025 untuk menilai dampak kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump yang akan datang.

Otoritas Moneter Singapura mempertahankan kebijakan tetap pada tinjauan Oktober karena data menunjukkan laju aktivitas meningkat. Tinjauan berikutnya akan dilakukan sebelum akhir bulan.

Sementara itu, MTI tidak memberikan perkiraan baru pertumbuhan ekonomi Singapura untuk tahun 2025, tetapi pada bulan November dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat ke kisaran 1 persen hingga 3 persen.

MTI menjelaskan, perlambatan ini didorong oleh dampak dari eskalasi konflik geopolitik lebih lanjut dan ketidakpastian yang lebih tinggi atas kebijakan perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.

Menteri Investasi Kaget PM Singapura Optimis Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8%

Menteri Investasi/kepala BKPM Rosan P. Roeslani  dalam Rakornas Investasi 2024, di Jakarta, Rabu (11/12/2024)
Menteri Investasi/kepala BKPM Rosan P. Roeslani  dalam Rakornas Investasi 2024, di Jakarta, Rabu (11/12/2024) (dok: Tira)

Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menceritakan pengalamannya saat bertolak ke Singapura beberapa waktu lalu. Di Negeri Singa, ia berjumpa dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong beserta sejumlah jajarannya.

Pada kesempatan tersebut, mereka membicarakan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Rosan mengaku kaget karena PM Singapura sangat yakin bahwa Indonesia bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

 "Saya kebetulan baru pulang dari Singapura. Alhamdulillah, diterima langsung oleh Perdana Menteri, bertemu dengan empat menteri, Temasek, GIC, ADB, SBF, dan lain-lain," ujar Rosan saat bertemu dengan Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (24/9/2024).

"Malah rata-rata yang saya temui, surprisingly, mereka justru optimis mengenai Indonesia. Perdana Menterinya mengatakan kepada saya, tidak ada alasan Indonesia tidak bisa bertumbuh sampai 8 persen," ungkapnya.

 

Jadi Motivasi

Menurut Rosan, hal itu menjadi pemicu bagi publik di dalam negeri agar lebih percaya bahwa Indonesia bisa mengejar asa untuk menjadi negara maju.

Pasalnya, ia menilai Indonesia telah diberkahi banyak kekayaan sumber daya alam, namun belum bisa dimaksimalkan secara optimal.

"Semuanya ada, semuanya diberikan. Sampai kadang-kadang kita ini terlalu mengambilnya sebagai sesuatu yang biasa. Kita lihat, dari segi penduduk, kita nomor empat terbesar di dunia, itu salah satu kekuatan tersendiri. Kita dianugerahi banyak sumber daya alam, kekayaan alam. Kita dianugerahi wilayah yang luas, subur, laut yang melimpah ruah kekayaan alamnya," jelas Menteri Investasi.

"Tapi, kita belum secara efisien dan efektif mengembangkan semua itu. Jadi, semuanya masih berupa potensi, tapi tanpa implementasi ya tidak ada gunanya juga," tegas Ros

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya