Diresmikan Jokowi, Bandara Toraja Dibangun dengan Memangkas 3 Bukit

Bandara Toraja juga dikenal dengan nama setempat Bandara Buntu Kunik, di Kabupaten Tana Toraja.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Mar 2021, 14:54 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 14:54 WIB
Bandara Toraja
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Tana Toraja. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Toraja di Kabupaten Tana Toraja, di Sulawesi Selatan. Kehadiran bandara baru tersebut diharapkan dapat mendongkrak angka pariwisata ke Tana Toraja dari berbagai daerah.

Dia pun mengibaratkan Tana Toraja selayaknya sebuah negeri di atas angin. Bandara Toraja juga dikenal dengan nama setempat Bandara Buntu Kunik, di Kabupaten Tana Toraja.

"Bisa saja nanti yang dari Bali langsung ke sini, bisa saja dari Jakarta langsung ke sini, bisa saja dari Bandung langsung ke Tana Toraja untuk melihat 'Negeri di Atas Awan', melihat Kete Kesu, melihat Pango-Pango," ujar Jokowi saat peresmian Bandara Tana Toraja, Kamis (18/3/2021).

Jokowi mengaku terus mempertanyakan tentang keberadaan Bandara Toraja ini.

"Hampir setiap enam bulan selalu saya tanyakan kepada Menteri Perhubungan kapan bandara di Tana Toraja ini selesai. Akhirnya hari ini bisa kita resmikan dan sudah beroperasi. Kita patut bersyukur Alhamdulillah," ujar Presiden dalam sambutannya.

Pembangunan bandara ini menelan anggaran kurang lebih Rp 800 miliar dan memiliki tantangan serta keunikannya tersendiri. Selama pembangunan tiga bukit dipangkas untuk dapat membangun landasan pacu bandara.

Bandara tersebut memiliki panjang landasan pacu yang dibangun hingga sepanjang 2.000x30 meter yang ditujukan untuk pendaratan pesawat ATR 72-600.

Bandara juga dilengkapi dengan gedung terminal seluas 1.152 meter persegi yang dapat menampung hingga 45.000 penumpang per tahun.

Kehadiran bandara tersebut diharapkan dapat memberi kemudahan bagi masyarakat sekitar untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Mobilitas barang dipastikan juga akan meningkat.

"Biasanya masyarakat di sini kalau lewat darat mau ke Makassar itu butuh waktu sembilan jam. Tadi saya nyoba dengan (pesawat) ATR 50 menit," kata dia.

Dengan peningkatan konektivitas itu pula, Jokowi meyakini sektor pariwisata Toraja juga nantinya akan meningkat pesat. Di Tana Toraja, banyak destinasi wisata yang aksesnya akan semakin terbuka berkat infrastruktur transportasi yang semakin memadai.

 

 

Saksikan Video Ini

Bandara Pantar

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Tana Toraja. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menceritakan, Presiden Jokowi kerap bertanya pada dirinya, kapan Bandara Toraja ini dapat segera rampung.

"Bapak Presiden Joko Widodo selalu terdorong membangun bandara ini. Dia selalu tanya perkembangannya, dan kami laksanakan dengan baik," kata Menhub Budi Karya.

Menhub Budi Karya menjelaskan, Bandara Toraja dibangun untuk mempermudah aksesibilitas ke Tana Toraja yang sebelumnya harus dicapai lewat perjalanan darat via Makassar.

Bandar Toraja sendiri memiliki panjang runway 2.00 meter dan lebar 30 meter. Lapangan udara ini bisa didarati oleh pesawat sejenis ATR 72-500/600.

"Sebelumnya capai sini (Tana Toraja dari Makassar) 8-9 jam. Untuk capai suatu tempat termasyhur, indah sekali, dan kita bangun bandara ini 2.000 meter. Efektif baru 1.700 meter. Bisa tampung 45 ribu orang dalam satu tahun," tuturnya.

Bersamaan dengan peresmian Bandara Toraja, Presiden Joko Widodo juga sekaligus meresmikan secara virtual Bandara Pantar yang berlokasi di Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pihak-pihak yang berkaitan dengan peresmian Bandara Pantar turut mengikuti jalannya acara peresmian Bandara Toraja secara virtual.

Pembangunan bandara dengan lintasan pacu sepanjang 900x30 meter dan dilengkapi gedung terminal dengan kapasitas hingga 36.000 penumpang per tahun itu merupakan perwujudan kehadiran pemerintah untuk turut membangun wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan sehingga dapat membuka keterisolasian wilayah setempat dan mendorong kegiatan ekonomi.

"Bandara ini dibangun sejak 2014 dan sudah selesai kita operasikan. Ini juga sebuah bandara yang sangat penting sehingga kalau cuaca lewat laut kurang bersahabat bisa menggunakan bandara ini," ujar Presiden.

Kepala Negara berharap dengan dibangunnya dua bandara tersebut dapat berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, menciptakan lebih banyak lagi lapangan kerja, dan menghidupkan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru di wilayah sekitarnya.

Hadir dalam acara peresmian dua bandara tersebut antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Plt. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, dan Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung. Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi turut hadir secara virtual.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya