Jokowi Minta Alat Berat Dikerahkan ke Lokasi Bencana NTT dan NTB

Hujan dengan intensitas ekstrim di NTT menyebabkan hampir seluruh wilayah terkena bencana banjir.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Apr 2021, 20:06 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2021, 20:06 WIB
Banjir bandang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Banjir bandang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (dokumentasi BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan upaya tanggap darurat akibat bencana banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Banjir di NTT terjadi pada Minggu (4/4/2021) dan di NTB terjadi Jumat (2/4/2021) disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi hingga ekstrem akibat La Nina.

Presiden Joko Widodo meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk segera mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat ke lokasi bencana banjir di NTT dan NTB. Jika jalur darat masih sulit ditembus, ia pun mendesak pembukaan akses melalui laut dan udara dipercepat.

"Saya juga minta untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak. Saya lihat ada beberapa jembatan yang rubuh, akses jalan juga dipulihkan agar logistik dan bahan bakar bisa segera kita salurkan ke masyarakat yang menjadi korban bencana," ucap Jokowi pada Rapat Terbatas Penanganan Bencana di Provinsi NTB dan NTT, Selasa (6/4/2021).

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, pihaknya berupaya untuk melaksanakan perintah Presiden tersebut dengan mengerahkan sumber daya yang tersedia, alat berat dan personil yang berada di kantor-kantor balai di NTB dan NTT.

"Kami juga akan didukung oleh mitra kerja yang sedang bekerja di proyek-proyek infrastruktur terdekat," ungkapnya.

Hujan dengan intensitas ekstrim di NTT menyebabkan hampir seluruh wilayah terkena bencana banjir. Wilayah terdampak paling parah yakni di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sumba Timur, Flores Timur dan Lembata.

Selain menggenangi permukiman, banjir ini juga menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur sumber daya air, jalan dan putusnya jembatan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bendungan

Banjir Bandang melanda Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021).
Banjir Bandang melanda Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021). (Foto: Dokumentasi BNPB)

Kerusakan infrastruktur sumber daya air di antaranya pergeseran pada armour blok beton bangunan Pengaman Pantai Namosain, kerusakan longsor tembok penahan tanah sepanjang 50 meter di Bendungan Manikin, kerusakan tanggul pengendali banjir Sungai Malibaka sepanjang 80 meter dan longsor 30 meter pada sandaran kiri Bendungan Rotiklot.

Sementara pada infrastruktur jalan dan jembatan salah satu jalan yang rusak yakni Ruas Batas Kabupaten Manggarai - Gako sepanjang 50 meter. Beberapa jembatan yang terputus yakni Jembatan Kambaniru, Jembatan Talimetan dan Jembatan Harekaen Kaputu.

Longsoran pada badan jalan di antaranya terjadi di Km 35, Batas Kota Waingapu, penanganan dilakukan dengan perkuatan lereng. Selanjutnya terjadi di Waikabubak, Batas Kabupaten Sumba Timur sepanjan 145 meter dengan penanganan perkuatan tebing dan lereng. Sementara untuk longsoran pada tebing dan lereng akan dilakukan perbaikan berupa perkuatan lereng, tebing serta dinding penahan tanah.

Secara umum, penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan Kementerian PUPR dilakukan dengan inventarisasi kerusakan, pemasangan tanda bahaya pada lokasi longsor di badan jalan, pembersihan lumpur badan jalan nasional di Pulau Lembata.

Sementara penanganan tindak lanjut diantaranya penempatan Tim Disaster Relief Unit di Pulau Adonara dan Pulau Lembata. Kemudian pemasangan jembatan darurat di Pulau Adonara dan Pulau Lembata dengan bentang minimal 40 meter.

Untuk mempercepat upaya tanggap darurat, Kementerian PUPR juga tengah mobilisasi alat berat ke Kabupaten Flores Timur berupa 2 unit excavator, 1 unit mini excavator, 5 dump truck, 1 unit loader, 1 unit grader, 1 unit water tank dan 2 unit vibratory roller. Sementara pengiriman alat berat ke Kabupaten Lembata berupa 3 unit excavator, 1 unit loader, 15 unit dump truck dan 1 unit motor grader.

Di samping itu, untuk distribusi kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi Kementerian PUPR juga mengirimkan bantuan yang meliputi tangki air, hidran umum, mobile toilet dan tenda darurat.

 

NTB

Kondisi Lembata NTT usai Terjangan Banjir Bandang
Warga memeriksa kerusakan di desa yang terkena banjir di Ile Ape, di Pulau Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/5/2021). Cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir bandang disertai hujan lebat dan angin kencang menerjang sejumlah kawasan di NTT dan NTB. (AP Photo/Ricko Wawo)

Sementara wilayah NTB yang tergenang banjir adalah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Hujan ini menyebabkan kerusakan di sejumlah bendung, di antaranya Bendung Parado rusak ringan, Bendung Ompu Ridu rusak sedang, Bendung Ncangkai dan Bendung Ompu Java.

Hujan ini juga menyebabkan banjir di sembilan titik jalan nasional sepanjang 2.150 meter, yakni di lima titik Ruas Jalan Sila-Talabiu, dua titik di Ruas Jalan talabiu dan dua titik di Ruas Jalan Batas Kota Dompu-Sila.

Di samping itu terdapat enam jembatan rusak yakni Jembatan Leu, Jembatan Rade, Jembatan Woro, Jembatan Campa, jembatan Sig Rato dan Jembatan Rasabo.

Penanganan tanggap darurat yang dilakukan yakni mobilisasi 6 mobil tangki air, pembersihan sedimentasi dan material bawaan banjir pada jalan dan jembatan serta inventarisasi kerusakan. Sementara penanganan tindak lanjut dengan normalisasi dan perkuatan tebing sungai yang rusak.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya