Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Penguatan rupiah ditopang oleh turunnya imbal hasil obligasi AS.
Mengutip Bloomberg, Kamis (22/4/2021), rupiah dibuka di angka 14.512 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.530 per dolar AS.
Baca Juga
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.512 per dolar AS hingga 14.525 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,35 persen.
Advertisement
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat, seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).
"Sentimen positif datang dari yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang terkoreksi dalam pada perdagangan kemarin. Saat ini bergerak di kisaran 1,53 persen," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,536 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,564 persen.
Sedangkan indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya berada di posisi 91,04, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,16.
Selain itu, lanjut Ariston, menguatnya indeks saham Eropa dan AS pada perdagangan kemarin juga memberikan sentimen positif.
"Penguatan indeks disebabkan karena bagusnya laporan penghasilan perusahaan-perusahaan yang terdaftar," ujar Ariston.
Hari ini investor akan mencermati data klaim pengangguran dari departeman tenaga kerja AS dan data penjualan rumah AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BI: Gerak Rupiah Cukup Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global
Sebelumnya, gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) cukup terjaga di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Nilai tukar rupiah sejak wal bulan hingga 19 April 2021 depresiasi 1,16 persen secara rerata dan 0,15 persen secara point to point dibandingkan dengan level akhir Maret 2021.
"Dengan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia, pergerakan nilai tukar rupiah relatif terjaga," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers secara online, Jakarta, Selasa (20/4/2021).
Perkembangan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan masih berlangsungnya ketidakpastian pasar keuangan yang kemudian menahan aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik.
Dengan perkembangan ini, Rupiah sampai dengan 19 April 2021 mencatat depresiasi sekitar 3,42 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020, relatif lebih rendah dari sejumlah negara berkembang lain, seperti Brazil, Turki, dan Thailand.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," kata Perry.
Advertisement