Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) sudah memulai perencanaan pembangunan tower listrik permanen di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan prosesnya diprediksi selesai dalam waktu tiga bulan mendatang. Tower ini akan menggantikan dua tower yang rusak akibat badai Siklon Tropis Seroja, yaitu T19 dan T20.
PLN tengah melakukan survei lokasi pembangunan tower listrik tersebut.
"Tim sudah survei mengenai kondisi tanah jangan sampai nanti membangun tower di tanah labil dan tidak memperhitungkan konstruksinya. Sehingga pada saat dibangun, benar-benar tower yang kokoh, tidak gampang roboh kalau diterjang angin," jelas Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Syamsul Huda, dalam konferensi pers pada Senin (10/5/2021).
Advertisement
Menurutnya, pembangunan tower permanen diperkirakan memakan waktu tiga bulan. PLN menjamin proses pengerjaanya tidak akan mengganggu jaringan listrik ke masyarakat NTT.
Sambil menunggu pembangunan tower permanen selesai, PLN sudah membangun tower emergency untuk memenuhi kebutuhan listrik di empat kabupaten di Pulau Timor yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu. Tower ini memiliki ketinggian 63 meter di atas permukaan tanah.
Menara darurat tersebut awalnya ditarget rampung selama satu bulan, tapi dapat selesaikan dalam waktu 10 hari.
"Nanti tiga bulan ke depan ini mudah-mudahan sudah bisa terbangun yang permanen. Kami butuh dukungan semua pihak, dari pemerintah daerah, masyarakat, agar tower ini bisa segera terbangun sehingga tidak perlu ditakuti rasa cemas dan was-was karena towernya masih emergency," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Survei Pembangunan Tower
Minimal akan ada dua tower yang bangun. Namun, jumlahnya bisa saja bertambah menjadi total tiga tower, tergantung dari hasil survei nanti.
"Setidak-tidaknya kami harus bangun kembali tower yang roboh dan miring itu, minimal ada dua. Mudah-mudahan cukup, mengapa saya terkesan belum pastikan jumlahnya karena ini tergantung dari hasil survei," kata Syamsul.
Sementara untuk biaya, PLN masih menghitung total dana yang dibutuhkan. "Terkait biayanya masih dihitung, sehingga kami belum bisa katakan," lanjutnya.
Advertisement