3.000 Tenaga Kerja Dilatih Bangun Rumah Subsidi Berkualitas

Kementerian PUPR mencanangkan Gerakan Bangun Rumah Subsidi Berkualitas sekaligus membuka pelatihan 3.000 tenaga kerja manajemen konstruksi bagi pengembang.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Mei 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2021, 20:30 WIB
Peningkatan KPR Bersubsidi
Perumahan bersubsidi di Bukit Rancayamaya Residences, Caringin, Bogor, Minggu (14/02/2021). PT BTN Tbk mengalami lonjakan penyaluran KPR subsidi pada kuartal III dan kuartal IV tahun 2020 setelah sempat mengalami penurunan pada kuartal kedua. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencanangkan Gerakan Bangun Rumah Subsidi Berkualitas sekaligus membuka pelatihan 3.000 tenaga kerja manajemen konstruksi bagi pengembang, di Auditorium Kementerian PUPR, Selasa (18/05/2021).

Acara ini merupakan upaya Kementerian PUPR dalam memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pelatihan tenaga kerja manajemen konstruksi yang akan diikuti lebih kurang 3.000 peserta di seluruh Indonesia ini baru sebagian dari banyaknya minat masyarakat yang ingin mengikutinya.

"Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) masih memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan rumah berkualitas disamping penggunaan teknologi informasi," kata Menteri Basuki.

Ditambahkan Menteri Basuki, program perumahan ini masih tetap menjadi prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Meskipun adanya refocusing anggaran saat pandemi Covid-19, subsidi perumahan tetap ditingkatkan demi mempercepat pemenuhan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia," sambungnya.

Gerakan tersebut diwujudkan melalui bantuan pembiayaan perumahan oleh Pusat Pengelolaan dan Pembiayaan Perumahan (PPDPP), Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (DJPI), Kementerian PUPR. Bantuan tersebut meliputi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM).

Menteri Basuki berharap gerakan ini dapat menggairahkan iklim usaha industri perumahan selain konstruksi itu sendiri. "Persepsi rumah subsidi yang berkualitas rendah harus dihilangkan. Saat ini rumah subsidi harus menjadi rumah yang berkualitas dan layak huni. Bukan saja bangunannya tetapi juga lingkungannya," ujarnya.

Selain itu, Menteri Basuki menilai, penggunaan aplikasi Sistem Pemantauan Konstruksi (SiPeTruk) juga turut mempermudah proses pembangunan rumah subsidi.

"Dengan aplikasi ini baik pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dapat memastikan setiap proses konstruksi berjalan secara akuntabel dan transparan," ungkapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kontribusi ke Masyarakat

BTN Salurkan Lebih dari 735 Ribu Rumah Bersubsidi
Pemilik rumah membuat rangka penguat dapur rumah di Perumahan Griya Samaji,Cieseng, Bogor, Rabu (19/02/2020). BTN pada 2019 telah merealisasikan 735.000 rumah dalam Program pemerintah satu juta rumah dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi sekitar Rp 111 trilyun. (merdeka.com/Arie Basuki)

Direktur Utama (Dirut) PPDPP Arief Sabaruddin menyampaikan, gerakan ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemerintah untuk masyarakat, terutama dalam bentuk rumah bersubsidi. Sedangkan pelatihan tenaga kerja ini akan dilaksanakan secara daring melalui 3 batch mengingat situasi pandemi sekarang.

"Kami menggunakan pelatihan reguler dengan modul eksisting dari bina konstruksi dan ditambahkan modul aplikasi berbasis IT untuk pelatihannya. Pelatihan tidak dipungut biaya dan meskipun pelatihan dilaksanakan secara daring, materi yang diterima peserta akan sama layaknya pelatihan reguler," tuturnya.

Pada acara ini dilakukan penandatanganan dan pembacaan komitmen bersama Gerakan Bangun Rumah Subsidi Berkualitas oleh 21 ketua asosiasi pengembang perumahan dilanjutkan dengan pembukaan pelatihan oleh Menteri PUPR. Asosiasi pengembang perumahan yang ikut serta antara lain seperti Real Estate Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya