Liputan6.com, Jakarta Angkutan logistik kargo dengan pesawat meningkat. Kenaikan dalam setahun terakhir mencapai 28 persen dibandingkan sebelum terjadi pandemi.
"Selama pandemi, kargo penerbangan ini tumbuh 28 persen," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang SDM dan Komunikasi, Adita Irawati Jakarta, Senin (7/6/2021).
Kenaikan angkutan kargo penerbangan ini menjadi salah satu penopang maskapai penerbangan yang terdampak secara langsung dari pandemi.
Advertisement
Maskapai penerbangan nasional harus menelan pil pahit berupa kehilangan 91 persen penumpang karena kebijakan pembatasan mobilitas manusia.
Pemerintah bersama KCP-PEN dan Satgas Covid-19 pun bekerja sama dengan maskapai penerbangan dalam hal jasa pengiriman barang atau logistik.
Terutama bagi pengiriman vaksin Covid-19 ke berbagai wilayah Indonesia. Sebab pengiriman vaksin ini harus menggunakan cara khusus, sesuai ketentuan yang ada. "Penerbangan ini butuh dibantu supaya bisa melayani dengan tetap jalan," kata dia.
Penyaluran logistik melalui kargo pesawat tidak hanya untuk vaksin. Melainkan juga kebutuhan obat-obatan dan bahan pokok bagi masyarakat di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal).
Khusus distribusi ke daerah 3T kata Adita, dilakukan dengan jenis pesawat khusus yang menyesuaikan dengan kondisi tujuan.
"Logistik kesehatan bisa kasih makan buat maskapai untuk sampai ke pelosok, tapi ada juga penerbangan perintis dengan daerah 3T," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Ini
Kemenhub Janji Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Logistik
Kementerian Perhubungan akan mendukung penggunaan kendaraan listrik sebagai alat transportasi logistik. Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang SDM dan Komunikasi, Adita Irawati mengatakan pihaknya akan merekomendasikan penggunaan kendaraan listrik untuk sarana angkutan logistik kepada semua pihak.
"Kalau ada kendaraan listrik yang memenuhi syarat untuk angkutan listrik, kami akan berikan rekomendasi untuk bisa segera digunakan," kata Adita dalam Dialog Publik: Transportasi untuk Kelancaran Logistik dan Kemajuan Ekonomi Di Masa Pandemi, Jakarta, Senin (7/6).
Adita menjelaskan, kendaraan listrik untuk angkutan logistik memiliki standar berbeda dari kendaraan penumpang. Mulai dari kapasitas barang yang diangkut hingga penggunaan daya yang diperlukan.
"Karena memang beda, harus memenuhi standar kendaraan khusus logistik juga," katanya.
Meski begitu, pihkanya mengklaim telah menggunakan kendaraan listrik untuk kegiatan operasional. Sudah ada ratusan kendaraan listrik yang digunakan di lingkungan Kementerian Perhubungan.
"Kementerian Perhubungan ini mobil operasionalnya ini sudah ratusan unit pakai kendaraan listrik," katanya.
Dia menambahkan, hal ini menjadi komitmen kementerian dalam mendukung program pemerintah untuk beralih ke energi bersih. Penggunaan kendaraan listrik ini sangat penting untuk menekan emisi karbon dan untuk kelestarian lingkungan.
"Ini penting buat emisi buat kelestarian lingkungan," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement