Kementerian ESDM dan BSSN Berkolaborasi Bentuk Tim Tanggap Insiden Siber

Implementasi teknologi informasi mampu mentransformasikan proses bisnis layanan kepada publik, khususnya sektor ESDM, termasuk perizinan yang menjadi lebih sederhana, akuntabel, dan transparan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2021, 23:00 WIB
Kementerian ESDM dan BSSN Berkolaborasi  Bentuk Tim Tanggap Insiden Siber
(Foto:Dok.Kementerian ESDM)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi covid-19 telah membuat transformasi digital terakselerasi dengan cepat dan menjadi sebuah tatanan baru dalam bekerja dan beraktivitas sehari hari. Teknologi informasi menjadi tulang punggung utama menggantikan dimensi jarak dan fisik ke dalam sistem siber. 

"Dengan implementasi teknologi informasi dan komunikasi, ternyata kita dapat bekerja secara efektif dan bahkan lebih produktif dimana saja dan kapan saja untuk melaksanakan tugas lebih produktif, cepat dan cermat, sebagaimana prinsip kerja yang selalu diingatkan oleh Bapak Menteri Arifin Tasrif," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial sesaat sebelum peluncuran Tim Tanggap Insiden Siber Kementerian ESDM, pagi ini, Jumat (18/6). 

Implementasi teknologi informasi mampu mentransformasikan proses bisnis layanan kepada publik, khususnya sektor ESDM, termasuk perizinan yang menjadi lebih sederhana, akuntabel, dan transparan. Hal ini sesuai perintah Presiden Joko Widodo yang disampaikan diberbagai kesempatan untuk memberikan layanan lebih cepat secara online.

Kementerian ESDM dan BSSN Berkolaborasi Bentuk Tim Tanggap Insiden Siber
(Foto:Dok.Kementerian ESDM)

"Kementerian ESDM berkontribusi lebih dari 50% terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP), jadi tahun lalu, bahkan tahun ini juga perkiraan kontribusi dari Kementerian ESDM itu diperkirakan Rp 120 triliun baik itu dari sektor migas, mineral batubara, ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan, dan seluruh proses ini berbasis perizinan secara online sesuai dengan amanat Bapak Presiden, kita harus lebih melayani publik secara lebih cepat melalui online," tambah Ego. 

Menurut Ego, Kementerian ESDM memang sangat rentan terhadap serangan siber, mengingat seluruh proses, dari sisi kerahasiaan data, interkasi perizinan sangatlah tinggi, terbukti dari kontribusi sektor ESDM terhadap PNBP lebih dari 54% secara nasional. 

"Kami dan Bapak Menteri ESDM sangat mengapreasiasi bimbingan dari BSSN kepada Kementerian ESDM, karena masifnya peningkatan teknologi informasi dan komunikasi pada penyelenggaraan pemerintahan di Kementerian ESDM akan meningkat pula risiko terhadap ancaman dan gangguan keamanan siber. Karena itu kami menyambut baik dan berterima kasih atas penetapan Kementerian ESDM oleh Badan Siber dan Sandi Negara sebagai salah satu instansi pemerintah dalam program pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber (Computer Security Incident Response Team/ CSIRT)," jelas Ego. 

Sementara itu, Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan Badan Siber dan Sandi Negara, Mayor Jenderal TNI Yoseph Puguh Eko Setiawan, juga mengapresiasi langkah Kementerian ESDM yang hari ini membentuk Tim Tanggap Insiden Siber yang diberi nama ESDM CSIRT. 

"BSSN sangat mengapresiasi Tim Tanggap Insiden Siber yang sekarang dilauching dengan nama "ESDM CSIRT". Perjalanan panjang tentu sudah dilakukan Kementerian ESDM dengan Security Operation Center (SOC) -nya, mungkin tidak menyangka ternyata apa yang sudah dilakukan itu bisa membuat tergabung menjadi Tim, dan mudah-mudahan dengan penguatan ini menjadi awal babak baru, di mana data leak atau kebocoran-kebocoran ataupun serangan siber dapat segera diatasi dan dapat dikomunikasikan dan dikolaborasikan dengan stakeholder yang berada di wilayah ruang siber yang ada di Indonesia," tutur Yoseph. 

Yoseph menambahkan, bahwa keamanan siber saat ini sudah menjadi isu di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Presiden juga mengingatkan pada upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus tahun 2019 lalu yang mengatakan, kita harus untuk siaga menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data. Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita. Kini data lebih berharga dari minyak, termasuk juga dalam bidang pertahanan keamanan, kita juga harus tanggap dan siap menghadapi perang siber. 

Selanjutnya, Kepala Pusat Data Dan Teknologi Informasi ESDM Agus Cahyono Adi menjelaskan tugas yang akan diembang ESDM CSIRT setelah dikukuhkan BSSN sebagai Tim Tanggap Insiden Siber Organisasi pada Sektor Pemerintah dengan nomor registrasi : 021/CSIRT.01.01/BSSN/06/2021. 

"Selain memberikan layanan utama, yakni pencegahan terhadap insiden, penanggulangan insiden dan penanganan kerawanan, dan layanan tambahan berupa sosialisasi keamanan siber, layanan helpdesk dan layanan pelaporan keamanan. Tim ESDM CSIRT akan melaksanakan tugas sebagaimana yang diamanatkan dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 56.K/HK.02/MEM.S/2021 tanggal 26 Maret 2021 tentang Tim Tanggap Insiden Siber (Computer Security Incident Response Team) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral," jelas Agus. 

Dalam Kepmen ESDM tersebut dinyatakan, tugas ESDM CSIRT adalah menyelenggarakan layanan Tim Tanggap Insiden Siber sesuai kebutuhan penanganan insiden siber di lingkungan KESDM, mengoordinasikan penanganan Insiden Siber, merumuskan panduan teknis penanganan Insiden Siber, Melakukan koordinasi dengan Tim Tanggap Insiden Siber Nasional dan memberikan laporan penanganan Insiden Siber serta melakukan koordinasi dan/ atau kerja sama dengan pihak lain dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, perlindungan data, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

 

(*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya