Target Lifting 2025 Bakal Direvisi? Ini Respons SKK Migas

SKK Migas angkat bicara mengenai rencana revisi target lifting yang akan dilakukan pemerintah.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Des 2024, 16:37 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 16:00 WIB
Media briefing penyampaian hasil Hasil Akhir Kajian Percepatan Eksplorasi Indonesia Barat Tahap II Penawaran Minyak Indonesia Putaran ke-2 2024, di kantor SKK Migas. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, memberikan tanggapan terkait rencana revisi target lifting yang kabarnya akan dilakukan oleh pemerintah.(Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, memberikan tanggapan terkait rencana revisi target lifting yang kabarnya akan dilakukan oleh pemerintah.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan target produksi minyak siap jual (lifting) pada 2025 yang diperkirakan mencapai lebih dari 605 ribu barel per hari (bph).

Terkait hal ini, Djoko menuturkan, meskipun ada kabar mengenai revisi tersebut, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai perubahan tersebut.

Djoko mengungkapkan, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah mengenai apakah akan ada revisi terhadap target lifting yang tercantum dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

"Kalau soal revisi nanti kita tunggu saja ya apakah ada perubahan APBN atau tidak, nanti kita tunggu aja," kata Djoko saat ditemui di kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Ia menegaskan sampai saat ini, belum ada informasi yang jelas mengenai perubahan tersebut. Saat ditanya lebih lanjut mengenai kemungkinan perubahan tersebut, apakah akan mengarah pada peningkatan atau penurunan target lifting, Djoko mengatakan pihaknya belum menerima informasi lebih lanjut mengenai hal itu. "Belum ada ini, belum ada informasi kapan ada revisi atau tidak belum ada informasi, nanti kita lihat," pungkasnya.

Target Lifting Migas RAPBN 2025 Turun, Menteri ESDM Beri Jawaban

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, target lifting migas (minyak dan gas bumi) dalam RAPBN 2025 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Ambil contoh, proyeksi lifting minyak turun dari 635 ribu barel per hari (BOPD) di APBN 2024 menjadi 600 ribu BOPD.

Pun untuk target lifting gas bumi di APBN 2025 yang dipatok 1,005 juta barel setara minyak per hari. Adapun dalam APBN 2024 angkanya ditargetkan sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari.

Saat ditanyai hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan sejumlah alasan kenapa target lifting migas tahun depan turun. Mulai dari produksi migas yang memang sudah melemah, hingga ratusan sumur minyak seperti di Blok Rokan yang sempat terkendala banjir.

"Ya lapangannya kan memang drop-nya drastis. Sekarang kan sudah mulai kita coba recover. Kemarin di Cepu ada tambahan. Mudah-mudahan akhir tahun bisa nguber tuh," kata Arifin saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

"Kemarin juga sumur yang MNK (migas non konvensional) itu kan juga waktu lagi dibor kan banjir," dia menambahkan.

Sebagai langkah terobosan, pemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK). Untuk jangka panjang, pemerintah juga menyiapkan sejumlah lapangan minyak yang punya harta Karun minyak dan gas semisal Buton.

"Kita kerjasama dengan China juga untuk angkat recovery factor. Tadinya selama ini kita andelinnya sama KKKS yang sebelah sono. Sekarang kita lihatnya yang sebelah sini. Punya pengalaman juga," imbuhnya.

"Itu sudah didorong. Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa jalan. Tapi ya untuk ngangkat produksinya butuh waktu," pungkas Arifin.

 

SKK Migas Punya Strategi Hadapi Penurunan Produksi, Begini Caranya

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Sebelumnya, Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar berupa penurunan produksi yang terus berlangsung.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menegaskan perlunya kolaborasi erat antara SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S), serta kementerian dan lembaga terkait untuk mengatasi tantangan ini.

“Penurunan produksi menjadi tantangan utama industri hulu migas. Kami berkomitmen bekerja keras, berkolaborasi dengan K3S dan pihak terkait untuk mendorong peningkatan produksi migas di masa depan,” ujar Djoko dalam media briefing terkait Hasil Akhir Kajian Percepatan Eksplorasi Indonesia Barat Tahap II Penawaran Minyak Indonesia Putaran ke-2 2024, di kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Langkah Strategis Melalui Studi Eksplorasi

SKK Migas kini memperkuat studi eksplorasi migas guna menemukan cadangan baru yang dapat mendukung produksi di masa depan. Studi ini menggabungkan analisis mendalam dan pendekatan strategis untuk memberikan data akurat yang diharapkan meningkatkan probabilitas keberhasilan penemuan cadangan.

“Studi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keberhasilan eksplorasi, tetapi juga memberikan masukan strategis bagi investor untuk mempercepat kegiatan eksplorasi migas,” tambah Djoko.

Selain manfaat bagi sektor energi, studi ini juga membuka peluang kerja baru bagi geolog muda dan mendukung pertumbuhan ekonomi, baik lokal maupun nasional.

 

Kolaborasi dengan Perusahaan

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Kolaborasi dengan 40 Perusahaan Migas Internasional

Dalam dua tahun terakhir, SKK Migas telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 40 perusahaan migas internasional untuk mempercepat eksplorasi dan mempromosikan potensi wilayah kerja migas Indonesia.

“Upaya ini telah berhasil menarik wajah-wajah baru di industri hulu migas. Sinergi antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan dalam mempercepat eksplorasi,” ujar Djoko.

Hasil kajian eksplorasi terbaru diharapkan menjadi landasan bagi promosi wilayah kerja baru kepada investor. Selain itu, data ini akan digunakan sebagai dasar evaluasi dan akuisisi data eksplorasi baru, memperkuat posisi Indonesia di peta industri migas global.

Menuju Masa Depan Migas yang Lebih Cerah

Melalui langkah-langkah strategis ini, SKK Migas bertekad memastikan keberlanjutan industri hulu migas dengan fokus pada efisiensi, inovasi, dan kolaborasi.

"Kami optimis bahwa sinergi ini akan membawa hasil positif untuk industri migas dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan," pungkas Djoko.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya