Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Penyebaran Varian Delta di Mitra Dagang Indonesia

Pemerintah mewaspadai dengan adanya virus Covid-1- varian Delta yang sekarang menjalar ke seluruh dunia.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Agu 2021, 17:40 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 17:40 WIB
Rapat Kerja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa Indonesia perlu mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 terutama varian Delta, agar tidak menekan terlalu dalam pertumbuhan ekonomi. Pembatasan di negara mitra dagang Indonesia dikhawatirkan berdampak pada permintaan ekspor RI yang saat ini tumbuh tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor RI pada kuartal II 2021 tumbuh 31,8 persen secara year on year (yoy). Ekspor semenjak kuartal I 2021 sudah mulai masuk ke zona positif dengan pertumbuhan 7 persen.

"Ekspor kita juga luar biasa tinggi dan terlihat karena ekonomi global yang mulai pulih. Dan kita lihat komoditas dari sisi jumlahnya meningkat baik itu ke negara-negara seperti RRT, Amerika Serikat (AS), yang semuanya menunjukkan pemulihan ekonomi cukup tinggi dan ini menyebabkan kinerja ekspor kita mengalami kenaikan baik dari sisi volume dan harga-harga komoditas," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Kamis (5/8/2021).

Kendati demikian, katanya, perlu diwaspadai dampak terhadap permintaan eksternal dari lonjakan kasus Covid-19 di beberapa mitra dagang yang diikuti dengan pengetatan. Salah satu contohnya di India, yang saat ini mengalami lonjakan kasus positif.

India sendiri merupakan mitra dagang utama terbesar ke enam bagi Indonesia dengan pangsa pasar ekspor 5,5 persen.

"Kita perlu diwaspadai dengan adanya virus Delta yang sekarang juga menjalar ke seluruh dunia, yang kemudian menyebabkan ekonomi mengalami penurunan. Mungkin paling dramatis India, kemudian ekonominya juga mengalami dampak terlalu dalam. Jadi kita juga tidak boleh lengah," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Update Kamis 5 Agustus 2021

FOTO: Mural Imbauan Protokol Kesehatan COVID-19 Hiasi Cakung Barat
Pengendara motor melintasi mural bertema imbauan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Cakung Barat, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Mural karya warga setempat tersebut bertujuan mengingatkan masyarakat akan pentingnya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kasus penambahan positif, sembuh, dan meninggal dunia karena Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Pada Kamis (5/8/2021) terdapat penambahan 35.764 orang dinyatakan positif Covid-19.

Dengan begitu, total akumulatif hingga kini ada 3.568.331 orang di Indonesia terkonfirmasi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia.

Diiringi pula penambahan kasus sembuh pada hari ini sebanyak 39.726 orang. Total akumulatifnya di Indonesia sampai saat ini ada 2.947.646 pasien sudah berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.

Sementara itu, kasus meninggal dunia pada hari ini bertambah 1.739 orang. Jadi, total akumulatif ada 102.375 orang di Indonesia meninggal dunia hingga saat ini akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya