Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bisa berada di kisaran 3,7 persen hingga 4,5 persen Year on Year.
“Baru-baru ini Pertumbuhan pada kuartal kedua telah pulih menjadi 7,07 persen, dan lebih baik dari kuartal sebelumnya karena konsumsi domestik yang kuat. Diharapkan pertumbuhan ekonomi positif pada kisaran 3,7 -4,5 YoY Akhir tahun ini,” kata Airlangga dalam webinar The Risk Based Approach Business Licensing Process, Investment Priority List and the (OSS) System, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga
Lebih lanjut, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ke arah positif. Pemerintah telah menjalankan langkah-langkah penanganan pandemi Covid-19. Diantaranya membantu masyarakat yang terdampak pandemi dengan memberikan bantuan sosial.
Advertisement
“Dalam mengatasi tantangan ini, Kami telah memperkenalkan langkah-langkah pemerintah yang tepat untuk menghindari tekanan ekonomi yang lebih dalam sambil mengendalikan penyebaran pandemi dan juga membantu mereka yang terkena dampak melalui pemberian bantuan sosial ekonomi dan Kesehatan,” ujarnya.
Menurutnya berkat berbagai kebijakan dan program yang dikeluarkan oleh Pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19, dia mengaku senang lantaran perekonomian menuju ke arah pemulihan sebagaimana pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 tumbuh positif.
“Saya senang bahwa dengan langkah-langkah yang diperkenalkan. Kami telah memulai kembali kekuatan ekonomi, menuju pemulihan ekonomi,” ujarnya.
Kendati begitu, pada saat yang sama pandemi covid-19 telah membuat semua negara di dunia bangkit dan berinovasi untuk menjamin keseimbangan dalam kehidupan, baik untuk kesehatan maupun kegiatan ekonomi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Reformasi Struktural
Di tengah ketidakpastian tersebut, Pemerintah Republik Indonesia melanjutkan reformasi struktural, termasuk kemudahan prosedur perizinan berusaha.
“Ini merupakan komitmen kami untuk meningkatkan daya saing dan iklim investasi,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, tidak hanya keunggulan teknologi, tetapi pandemi juga menuntut perubahan cara berinteraksi dalam bisnis dan dalam kehidupan sosial.
Dia menyebut kondisi ini adalah gangguan kembar, gangguan yang memicu banyak interaksi yang berubah menjadi effortless, contactless tanpa batas dengan digitalisasi masif.
Oleh karena itu, “Pemerintah Indonesia terus berinovasi dan memperbaharui kebijakan dalam penanganan pandemi covid-19. Tidak ada solusi agregat tunggal, tetapi diperlukan pendekatan yang fleksibel dan tangkas,” pungkasnya.
Advertisement