Dirut Bulog: Tak Kebagian Jatah, Ada Oknum Sengaja Viralkan Beras PPKM Rusak

Bansos beras PPKM yang disiapkan Bulog untuk disalurkan ke seluruh Indonesia, termasuk ke Pandeglang, sudah melalui proses rice to rice.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Agu 2021, 15:05 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2021, 15:05 WIB
Buwas Bahas Anggaran dan Kinerja Bulog Bersama DPR
Dirut Perum Bulog Budi Waseso memberi penjelasan kepada Komisi IV DPR saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) melaporkan, ada oknum tertentu yang sengaja memviralkan bansos beras rusak pada saat PPKM di Kabupaten Pandeglang, Banten beberapa waktu lalu.

Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, ada beberapa pihak yang selama ini jadi penyalur atau penyedia bansos beras, tapi kini tidak kebagian jatah karena pemerintah sudah mengurus Bulog untuk menyuplai bantuan tersebut.

"Jadi dia tidak ada suplai. Maka yang kemarin itu diantaranya adalah temuan dari kelompok-kelompok yang dulunya pensuplai, karena tidak dapat, mereka cari kelemahannya," kata Buwas saat rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Senin (30/8/2021).

Padahal, ia menegaskan, bansos beras rusak tersebut sama sekali tidak akan disalurkan kepada masyarakat setempat. Namun kemudian diviralkan pasca beras tersebut rusak akibat terkena rembesan air hujan.

"Kami terus terang supaya fair sudah melaporkan kepada kepolisian, biarkan dari kepolisian yang mendalami ini bukan dari Bulog. Karena menurut saya hal yang tidak mungkin Bulog melakukan lagi sepertu hal yang lalu," serunya.

Buwas menceritakan, bansos beras PPKM yang disiapkan Bulog untuk disalurkan ke seluruh Indonesia, termasuk ke Pandeglang, sudah melalui proses rice to rice. Sehingga tidak mungkin ada kutu, bau, dan lain-lain.

"Sistem yang kita gunakan kemarin, dari kita memproduksi beras itu, rata-rata beras baru pengadaan tahun ini. Karena untuk kecepatan, dan kita tidak sempat lagi mengeluarkan beras-beras yang lama. Memang enggak mungkin. Karena itu kalau diproses memakan waktu lama," tuturnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Belum Dibagikan

Buwas Bahas Anggaran dan Kinerja Bulog Bersama DPR
Dirut Perum Bulog Budi Waseso memberi penjelasan kepada Komisi IV DPR saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Bahkan, bansos beras rusak di Pandeglang itu disebutnya sudah dicek langsung oleh Menteri PMK dan tim Bulog. Buwas menyatakan, sebanyak 464 paket beras rusak itu juga belum dibagikan dan masih tersimpan di kantor kelurahan pasca pengiriman dari gudang.

"Mekanismenya, kami bukan mengelak, beras yang akan kita salurkan itu sudah kita packaging, ada quality control dari kita. Bulog hanya menyiapkan sampai situ, kemudian diambil oleh transporternya dan akan dicek di gudang kita," ungkapnya.

Kendati begitu, Buwas mengatakan, bukan berarti Bulog lepas tanggung jawab terhadap bansos beras rusak ini. Oleh karenanya, dia segera mengeringkan tim untuk menggantinya dengan beras berkualitas baik, untuk kemudian kembali disalurkan via jasa transporter.

"Ini mekanisme yang saya buat sedemikian rupa supaya tidak ada lagi peluang buat seolah-olah Bulog menyediakan beras yang kualitasnya rendah. Ini yang terus saya lakukan sampai saat ini," tegas Buwas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya