Pengoperasian Kembali Pabrik Pupuk Iskandar Muda Bakal Penuhi Kebutuhan Petani

Terhentinya operasional Pabrik Pupuk Iskandar Muda akibat mandeknya stok bahan baku Gas Alam Cair dari Kilang Gas Alam Arun, Lhokseumawe.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2021, 22:31 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 19:40 WIB
Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda. Foto: https://www.pim.co.id/
Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda. Foto: https://www.pim.co.id/

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung pengoperasian kembali Pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) #1, yang sempat terhenti produksinya sejak 2012.

Terhentinya proses produksi ini akibat mandeknya stok bahan baku Gas Alam Cair dari Kilang Gas Alam Arun, Lhokseumawe.

"Seperti Kita tahu bahwa PIM #1 sempat terhenti cukup lama. Dan atas intruksi khusus Presiden, saya diminta meninjau langsung kondisi perbaikan Pabrik PIM #1 ini. Agar bisa spin up dan berproduksi kembali, guna memenuhi kebutuhan pupuk petani di Provinsi Aceh, dalam mengejar target swasembada pangan," ujar Wamentan Harvick Hasnul Qalbi, dikutip Kamis (9/9/2021).

Menanggapi harapan Wamentan, Dirut PT PIM Budi Syarif menjelaskan, sekarang ini yang masih beroperasi adalah Pabrik PIM #2. Yang sudah mulau mendapat pasokan bahan baku gas alam cair, meski belum besar, dari kilang gas alam PT. Medco Lhokseumawe.

"Sekarang ini kami terus berupaya untuk menjaga kebutuhan stok minimal produksi pupuk urea. Termasuk stok pupuk bersubsidi yang dibutuhkan petani lokal," ungkap Budi Syarif.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Butuh Pasokan Gas

Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda. Foto: https://www.pim.co.id/
Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda. Foto: https://www.pim.co.id/

Menurutnya, untuk bisa beroperasi kembali secara normal, Pabrik PIM #1 dan #2 membutuhkan pasokan Gas Alam Cair sebesar 50 MMBTU per hari.

"Sejak 2009 Kilang Gas Alam Medco sudah mensuplai 20 MMBTU. Dan mulai 2021 ini, suplainya sudah mencapai kebutuhan maksimal 50 MMBTU," jelas dia.

Sehingga, belakangan ini yang tengah dikerjakannya adalah penyelesaian perbaikan perangkat pabrik yang sudah rusak akibat terlalu lama tak digunakan. Yang diharapkan akhir tahun ini bisa diselesaikan sesuai target.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya