Uang Tunai Diprediksi Tak Lagi Dominasi Transaksi Keuangan, Kok Bisa?

Agar perbankan tidak tergusur, OJK meluncurkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Okt 2021, 10:51 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 10:50 WIB
20150708-Penukaran Uang Jelang Lebaran-Jakarta
Bank Indonesia (BI) dan Bank Tabungan Negara (BTN) mempersiapkan penukaran uang menjelang Lebaran untuk karyawan di Gedung SCTV Tower, Jakarta, Rabu (8/7/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengataka, uang tunai atau cash money tidak akan mendominasi transaksi keuangan lagi. Melainkan, kini diambil alih oleh sistem pembayaran berbasis digital.

“Kami melihat polling Bloomberg, bahwa cash tidak akan lagi mendominasi transaksi keuangan dan akan diambil alih oleh sistem pembayaran berbasis digital,” kata Heru dalam Launching Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan, Selasa (26/10/2021).

Selain itu, masih dalam polling Bloomberg menyatakan bahwa Big Tech akan memenangkan The Digital War dibandingkan bank.

Oleh karena itu agar perbankan tidak tergusur, OJK meluncurkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan untuk menjadi pedoman bagi industri perbankan.

Seiring berjalannya waktu, perbankan tradisional akan tergerus jika tidak melakukan transformasi digital.

“Rasional mengapa blueprint ini diperlukan dan disusun untuk menjadi pedoman bagi industri perbankan kita,” ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tidak Ada Kata Terlambat

Jasa Penukar Uang Baru di Tangerang Mulai Ramai
Penjual jasa penukaran uang pecahan menunggu konsumen di Jalan Otista Raya di Karawaci, Kota Tangerang, Senin (10/5/2021). Penjual jasa penukaran uang baru musiman tersebut mulai bermunculan menjelang lebaran yang dikenakan tarif jasa sebesar 10 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendati demikian, tidak ada kata terlambat untuk memulai transformasi digitalisasi perbankan, selama kita siap menghadapinya. Sebab, jika bank tidak mengadopsi digitalisasi, lambat laun akan ditinggalkan para nasabah.

“Saat ini bank baru memulai proses digitalisasi, kalau bank baru mulai sekarang maka dikatakan itu sudah terlambat bahkan bank yang tidak mau move on, Saya kira nanti cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh para nasabahnya. Tapi kalau bagi saya tidak ada kata terlambat yang penting kita siap untuk menghadapi tantangan ke depan,” jelasnya.

Lebih lanjut Heru menyampaikan disrupsi teknologi mampu memunculkan pemain baru di ekosistem keuangan seperti fintech dan sebagainya yang juga dapat memberikan layanan sebagaimana yang ditawarkan oleh bank tanpa kehadiran secara fisik.

Oleh karena itu, ini perlu dicermati bersama. Sehingga semua pihak bisa terus mendukung transformasi perbankan di era digital ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya