Sri Mulyani Sebut Keuangan Negara Sarana Capai Tujuan Jadi Sebuah Bangsa

Sri Mulyani mengingatkan jika hal yang dimaksud dengan keuangan negara berhubungan dengan seluruh masyarakat Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Nov 2021, 18:22 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2021, 16:46 WIB
Ilustrasi APBN. Dok Kemenkeu
Ilustrasi APBN. Dok Kemenkeu... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Keuangan negara disebut sangat berperan penting dalam menciptakan keadilan bagi masyarakat Indonesia. Peran dimaksud seperti memberikan bantuan kepada masyarakat miskin.

Ini diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeua) Sri Mulyani Indrawati. Dia mengingatkan jika hal yang dimaksud dengan keuangan negara berhubungan dengan seluruh masyarakat Indonesia.

"Ini bukan keuangan saya, keuangan kamu, tapi keuangan kita, yaitu bagaimana bangsa Indonesia dalam negara kesatuan Republik Indonesia mengumpulkan dana,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (18/11/2021).

Dana yang ditampung dalam pendapatan negara tersebut kemudian digunakan untuk berbagai kebutuhan negara seperti pendidikan, kesehatan, membantu masyarakat yang miskin.

Kemudian menyekolahkan anak-anak, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang semuanya membutuhkan anggaran, dan biaya.

“Kita juga investasi untuk jangka panjang yaitu terutama investasi sumber daya manusia. Jadi uang kita adalah sarana untuk mencapai tujuan menjadi sebuah bangsa, kalian bangsa Indonesia ya Jadi waktu lahir sudah taken for granted kita itu bangsa Indonesia,” ujarnya.

 

Rakyat Sejahtera

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dia menuturkan jika sebagai suatu bangsa tentu yang diutamakan adalah rakyatnya harus semakin sejahtera. Namun, kesejahteraan itu tidak dibagi-bagi begitu saja melainkan harus diupayakan dalam suatu kerja keras.

Sebagian masyarakat Indonesia ada yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya, tinggal di daerah tertinggal dan terluar sehingga mereka sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak karena harus menempuh jarak yang jauh.

“Bahkan keluarganya tidak mampu mendapatkan akses listrik sehingga nggak mungkin connected. Jadi ada bagian masyarakat kita yang tidak memiliki kemewahan yang sama yang dimiliki oleh sebagian yang lain. Di sini kemudian muncul aspek keadilan,” ujarnya.

Aspek keadilan ini diciptakan, karena Pemerintah tidak ingin Indonesia hanya maju seperempatnya, dan setengahnya saja. Melainkan harus adil secara merata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya