Impor Naik, Defisit Perdagangan Alat Kesehatan Melonjak 4 Kali Lipat

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan defisit perdagangan alat kesehatan Indonesia terus meningkat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Des 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2021, 09:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenko Marves)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan defisit perdagangan alat kesehatan Indonesia terus meningkat, di mana defisit perdagangan yang naik hampir 4 kali lipat dari USD 161 juta pada 2013 menjadi USD 531 juta pada 2020

Menurut Luhut, meningkatnya defisit perdagangan disebabkan impor alat kesehatan yang terus meningkat sejak tahun 2015. Selama dua tahun terakhir impor tumbuh dua digit (>10 persen yov) dan mencapai USD 703 juta pada tahun 2020.

Sementara itu, pertumbuhan ekspor terbatas. Pertumbuhan ekspor sekitar 3 persen-5 persen yov dalam 3 tahun terakhir dan hanya mencapai USD 171 juta pada tahun 2020.

“Indonesia mengandalkan produk impor sebagian besar untuk alat kesehatan kompleks, sedangkan produk ekspor sangat terbatas. Kita punya segalanya di negara ini," kata Menko Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (4/12/2021).

"Tapi, hampir seluruh impor alat kesehatan Indonesia terus meningkat, dengan urutan dari tertinggi adalah Electrodiagnosis Devices (USD 87 juta), Ultrasonic Scanning Devices (USD 70 juta), dan Needles, catheters, cannula & more (USD 43 juta),” jelasnya.

Dalam hal ini, diketahui tren kesehatan Global akan memacu pertumbuhan industri perawatan kesehatan. Pasalnya, ada perubahan permintaan konsumen, pertumbuhan kelas menengah, penemuan terapi baru, konsentrasi penyakit & peningkatan pandemi, fokus pada pengendalian biaya, inovasi digital & telemedis.

Industri kesehatan di Indonesia memiliki potensi besar yakni naiknya pendapatan rumah tangga kelas menengah, dan kampanye perawatan kesehatan universal,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Buka Peluang Investasi

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual pada webinar bertajuk "Investment Electrical Vechicles in Indonesia" pada Rabu (17/11/2021).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual pada webinar bertajuk "Investment Electrical Vechicles in Indonesia" pada Rabu (17/11/2021). (Sumber: maritim.go.id)

Tak ingin terus tergantung dari produk impor, Menko Luhut mengatakan bahwa pemerintah membuka peluang untuk investasi di bidang kesehatan.

"Belajar dari pengalaman penanganan Pandemi Covid-19, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada impor sehingga Industri kesehatan adalah salah satu area prioritas untuk Investasi," beber Menko Luhut.

Dengan dukungan untuk pengembangan industri kesehatan, dia yakin bahwa ragam ekspor akan meningkat dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah," tutur Menko Luhut.

Lebih jauh, diapun mencontohkan pengembangan industri hilir yang awalnya berasal dari ekspor bahan mentah yakni pngembangan baterai lithium (menggunakan mineral seperti nikel dan kobalt, dua komponen utama baterai EV).

“Ini sangat penting, kita sangat peduli mengenai ini. Karena kalau kita salah langkah, kita akan merusak generasi selanjutnya, dan saya tidak mau membuat kesalahan mengenai ini," sambungnya. Menko Luhutpun lantas berpesan kepada calon investor agar tidak takut untuk menanamkan investasi di Indonesia.

"Kita harus bangga jadi orang Indonesia, kita bukan negara second class, kita great country yang bisa menyelesaikan masalahnyasendiri. Jangan pernah mau dilecehkan orang lain," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya