Pengangguran Berkurang 670 Ribu Orang selama Pemulihan Ekonomi 2021

Pemulihan ekonomi harus bisa dirasakan pada level konkrit tidak hanya dari angka statistik. Pemulihan ekonomi harus dirasakan dalam bentuk berkurangnya angka pengangguran.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Des 2021, 11:15 WIB
Diterbitkan 14 Des 2021, 11:15 WIB
Jakarta Job Fair
Pencari kerja mengunjungi stan perusahaan pada acara "Jakarta Job Fair" di Ratu Plaza, Jakarta, Senin (6/12/2021). Jakarta Job Fair tersebut di lima wilayah kota adminitrasi di Provinsi DKI Jakarta dari 6 hingga 14 Desember 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu)Sri Mulyani Indrawati mengatakan, selama pemulihan ekonomi berlangsung di 2021 telah terjadi penurunan jumlah pengangguran sekitar 670 ribu orang,

“Kita lihat tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2021 berada pada angka 6,5 persen ini sudah turun lagi dari kondisi puncak waktu di tengah Covid-19 tahun lalu yaitu pada Agustus 2020, penurunan 0,58 persen dari sisi jumlah pengangguran yang berkurang sekitar 670 ribu orang,” kata Menkeu dalam webinar Hadapi bersama Perubahan Iklim dan strategi Hijau, Selasa (14/12/2021).

Artinya pemulihan ekonomi harus bisa dirasakan pada level konkrit tidak hanya dari angka statistik pertumbuhan, namun harus dirasakan dalam bentuk penciptaan kesempatan kerja baru.

Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja mengalami kenaikan sekitar 2,6 juta orang selama periode pemulihan ekonomi tahun 2021 ini, dan pertumbuhan angkatan kerja juga naik sebesar 1,4 persen tetap dijaga untuk bisa diwadahi dengan pemulihan ekonomi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kemiskinan

FOTO: Dampak Covid-19, Jumlah Penduduk Miskin Jakarta Meningkat 1,11 Persen
Warga memancing dekat pemukiman penduduk di kawasan Pluit, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan jumlah penduduk miskin di Jakarta meningkat 1,11 persen akibat terdampak pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dari sisi kemiskinan juga sama, Pemerintah tidak hanya memfokuskan kepada pemulihan ekonomi. Bahkan Pemerintah sekarang memfokuskan kepada kemiskinan absolut.

Tingkat kemiskinan nasional pada bulan Maret 2021 tercatat 10,14 persen atau 27,5 juta jiwa, angka tersebut membaik dibandingkan September tahun 2020 yang mencapai 10,19 persen atau 27,6 juta jiwa.

“Penurunannya belum terlalu dalam. Oleh karena itu, Presiden dan kabinet sekarang memberikan perhatian khusus untuk kabupaten kabupaten dan daerah yang memiliki kantong kemiskinan Absolut,” ujar Menkeu.

Sehingga Pemerintah bisa semakin meningkatkan kesejahteraan mereka dan memulihkan kembali peningkatan kesejahteraan, melalui penciptaan kerja maupun intervensi langsung kepada kelompok yang paling rentan.

Untuk itu, Pemerintah akan terus menggunakan instrumen APBN baik itu instrumen pajak seperti insentif perpajakan atau pajak yang ditanggung pemerintah, maupun dari sisi instrumen belanja dalam bentuk hibah, subsidi dan dukungan belanja lainnya.

“Selain APBN menjadi instrumen utama untuk terus mendukung pemulihan ekonomi, APBN juga bekerja keras untuk membangun dan memulihkan fondasi-fondasi yang mengalami dampak luar biasa akibat covid-19, salah satunya pengangguran,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya