Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi belanja negara sampai dengan akhir November 2021 mencapai Rp2.310,4 triliun, atau sekitar 84 persen dari pagu Rp2.750 triliun.
Posisi belanja negara ini naik tipis 0,1 persen dibandingkan posisi periode sama tahun lalu sebesar Rp2.308,2 triliun.
Baca Juga
"Jika kita lihat tanggal 31 Oktober 2021 masih Rp2.058 triliun, berarti ada kenaikan Rp250 triliun sendiri belanja negara kita," kata dia dalam APBN KiTa, Selasa (21/12/2021).
Advertisement
Jika dirinci, belanja pemerintah pusat sudah mencapai Rp1.599,3 triliun atau 81,8 persen dari pagu Rp1.954,5 triliun. Realisasi ini naik sebesar 2,5 persen secara tahunan.
Belanja pemerintah pusat ini terdiri dari belanja K/L Rp937,3 triliun atau 90,8 persen dari pagu Rp1.032 triliun dan belanja non K/L Rp662 triliun atau 71,8 persen dari pagu Rp 922,6 triliun. Belanja non K/L tercatat -6,5 persen.
Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai Rp711 triliun atau turun 4,9 persen. TKDD terdiri dari transfer ke daerah Rp646,5 triliun atau turun 5,3 persen (yoy) dan dana desa Rp64,5 triliun atau turun 0,9 persen (yoy).
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Biaya Anggaran
Adapun pembiayaan anggaran terealisasi Rp642,6 triliun atau 60,7 persen dari pagu Rp1.006,4 triliun. Pembiayaan anggaran ini turun 41,7 persen (yoy) dibanding tahun lalu sebesar Rp1.101,5 triliun.
"Kenaikan belanja negara adalah untuk membantu masyarakat Rp5,57 triliun dalam bentuk bantuan pemulihan untuk UMKM, pengadaan vaksin, subsidi upah dan subsidi kuota," tandas Sri Mulyani.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement