Gambaran Melambungnya Harga Pangan Jelang Akhir Tahun

Harga sejumlah komoditas pangan masih terpantau tinggi jelang akhir tahun ini.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 29 Des 2021, 17:15 WIB
Diterbitkan 29 Des 2021, 17:15 WIB
FOTO: Jelang Natal, Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 100 Ribu per Kilo
Tumpukan cabai yang dijual di Pasar Lembang, Tangerang, Banten, Selasa (21/12/2021). Jelang Natal, harga cabai rawit merah alami kenaikan hingga menembus Rp 100 ribu per kilo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga sejumlah komoditas pangan masih terpantau tinggi jelang pegantian tahun ini. Lonjakan harga pangan sebenarnya sudah terlihat jelang Natal 2021 lalu. Salah satunya yaitu harga Cabai rawit merah dan telur ayam.

Dikutip dari laman hargapangan.id, harga cabai rawit merah Rp 94.500 per kg, turun tipis dibandingkan sebelumnya yang di harga Rp 95.400 per kg. Meski turun, harga cabai rawit merah masih terhitung tinggi dibanding rata-rata normal.

Kemudian, harga telur ayam naik menjadi Rp 30.100 per kg, naik Rp 500 dibandingkan sehari sebelumnya yang dibanderol Rp 29.600 per kg. Selain harga bawang merah juga naik menjadi Rp 30.100 per kg, naik Rp 50 dibandingkan sehari sebelumnya.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmojo mengatakan harga cabai rawit merah di tingkat petani melambung drastis. Menurut catatannya, harga melambung lebih dari 100 persen dari harga normal.

“Harga cabai rawit merah melambung di tingkat petani sejak awal desember dari kisaran harga 30rb/kg sd 70rb/kg di tingkat petani saat ini,” katanya kepada Liputan6.com, Rabu (29/12/2021).

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengungkapkan bahwa pedagang pasar merasakan dampak dari kenaikan harga bahan pokok.

"Tentu (kenaikan harga) ini sangat berdampak, modal yang dikeluarkan tentunya sedikit mengingat omzet pedagang pasar yang masih belum pulih," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, dalam pesan singkat kepada Liputan6.com.

Reynaldi pun mengharapkan Pemerintah melakukan antisipasi terkait kenaikan harga bahan pokok untuk kedepannya.

"Harapannya agar pemerintah tidak lagi seperti pemadam kebakaran saat harga melonjak naik baru kasak kusuk, seharusnya ada strategi pangan jangka waktu ke depan guna untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan," ujarnya.

Berikut daftar harga pangan dikutip dari laman hargapangan.id:

- Cabai rawit merah Rp 94.500 per kg

- Cabai Rawit Hijau Rp 59.400 per kg

- Daging Sapi Kualitas 1 Rp 128.250 per kg

- Minyak Goreng Kemasan Bermerk 1 Rp 20.450 per kg

- Gula Pasir Lokal Rp 13.300 per kg

- Beras Kualitas Medium I Rp 11.750 per kg

- Daging Ayam Ras Segar Rp 37.250 per kg

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Cuaca Ekstrem Jadi Biang Kerok Harga Pangan Meroket Tajam Jelang Tahun Baru

FOTO: Jelang Nataru, Harga Pangan Merangkak Naik
Pedagang menata cabai saat menunggu pembeli di kiosnya di Pasar Mede, Jakarta, Rabu (15/12/2021). Harga pangan menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) mengalami kenaikan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi menyoroti harga pangan yang naik di luar dugaan jelang Tahun Baru 2022.

Berkaca pada pengalamannya sebagai Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), kenaikan harga beberapa komoditas seperti minyak goreng, cabai rawit merah dan telur memang kerap terjadi sebelum pergantian tahun. Namun, kali ini terlalu parah.

"Biasanya akhir tahun juga ada kenaikan. Tapi kenaikannya memang tidak terlalu besar seperti sekarang," kata Agung kepada Liputan6.com, Rabu (29/12/2021).

Agung menduga, faktor utama kenaikan harga bapok yang tidak wajar ini bukan berasal dari sisi produksi. Tapi lebih kepada cuaca ekstrem yang menimpa sejumlah wilayah Indonesia akhir-akhir ini.

"Ini juga mungkin dipicu oleh kondisi cuaca yang ekstrem. Cuaca ekstrem akibatnya mempengaruhi produksi," ujar dia.

Cuaca ekstrem tersebut pun turut berpengaruh kepada distribusi bahan pangan yang menjadi sulit. Ditambah pemerintah sebelumnya juga sempat menerapkan kebijakan PPKM berlevel.

"Kedua masalah distribusi, itu juga karena cuaca, karena PPKM (sebelumnya)," ungkap Agung.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya