Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Wakil Ketua Umum III Kadin Indonesia sekaligus CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani terpilih sebagai Ketua B20 Indonesia pada masa Presidensi G20 Indonesia.
B20 merupakan sebuah forum dialog global yang terdiri dari para pebisnis dunia, khususnya pebisnis dari negara-negara G20.
Meskipun meneruskan estafet kepemimpinan dari B20 Italia, Kadin Indonesia menyatakan bahwa posisi Indonesia sebagai negara berkembang (emerging country) menciptakan penekanan dan pendekatan yang berbeda dengan mengedepankan keseimbangan antara kebutuhan pemulihan negara maju dan negara berkembang.
Advertisement
“Kami terhormat dan siap untuk membawa bisnis Indonesia ke ranah global dalam iklim yang semakin dinamis ini. Rangkaian acara dari Inception Meeting, side event serta lainnya yang telah kami canangkan diharapkan menghasilkan kerjasama kolaboratif untuk pertumbuhan inovatif, inklusif dan berkelanjutan,” jelas Shinta Widjaja Kamdani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (11/1/2022).
Presidensi B20 Indonesia akan berfokus kepada tiga visi utama, yaitu:
1. Mengupayakan pemulihan dan pertumbuhan yang kolaboratifIndonesia akan memfasilitasi kerjasama antar negara untuk mencapai pemulihan yang kuat dan merata
2. Mendorong terciptanya ekonomi global yang inovatifIndonesia mendukung percepatan adopsi teknologi dan inovasi industri
3. Mewujudkan masa depan yang inklusif dan berkelanjutanIndonesia siap memberdayakan perempuan dan UMKM untuk memaksimalkan potensi ekonomi global, serta mendukung ekonomi yang supportif terhadap keberlangsungan bumi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gugus Tugas
Dalam Presidensi B20 Indonesia dibentuk 7 gugus tugas (Task Force)/Action Council yang meliputi Trade and Investment, Future of Work and Education, Finance & Infrastructure, Energy, Climate and Sustainability, Integrity and Compliance, serta juga Women in Business Action Council. Gugus tugas ini telah dibentuk untuk memastikan rekomendasi kebijakan yang diberikan bersifat inklusif, berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan dan pemulihan ekonomi, baik Indonesia maupun negara-negara G20 lainnya.
Dalam upaya pemenuhan visi ini, B20 Indonesia mengupayakan rekomendasi kebijakan yang saling menguntungkan dalam ekosistem global, pertumbuhan yang dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, serta menyeimbangkan antara momentum jangka pendek dengan dampak jangka panjang.
Rekomendasi kebijakan yang hendak disusun nantinya akan menjunjung filosofi Recovery - pemulihan yang memperkuat ekonomi global di masa pasca pandemi, Reform - reformasi yang membentuk ekonomi di masa new normal, dan Resilience - ketahanan yang menciptakan kebijakan kemampuan bertahan menghadapi situasi yang tidak menentu.
Selain itu, Presidensi B20 juga memberikan momentum bagi Indonesia untuk menampilkan (showcasing) langkah-langkah reformasi struktural di tengah pandemi, seperti terbitnya UU Cipta Kerja dan Indonesia Investment Authority (Souvereign Wealth Fund). Sehingga, pada gilirannya, akan meningkatkan confidence Investor Global, membantu percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan ekonomi pada tingkat global yang saling menguntungkan.
Advertisement