Genjot Inklusi Keuangan, Menteri Teten Ingin Percepat Pengenalan Teknologi untuk UMKM

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, pemberdayaan pelaku usaha melalui inklusi keuangan akan dorong tercapainya stabilitas sistem keuangan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Jan 2022, 20:38 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2022, 20:38 WIB
Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki terus mendorong UMKM mengoptimalkan kekuatan ekonomi digital yang mencapai Rp640 triliun meskipun di tengah pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki  terus mendorong inklusi dan literasi keuangan di dalam negeri. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat, khususnya pelaku UMKM untuk mendapat akses permodalan guna mengembangkan usahanya.

"Presiden mengamanatkan untuk meningkatkan porsi pembiayaan bagi pelaku UMKM dari semula 20 persen menjadi 30 persen di 2024. Untuk itu, inklusi keuangan jadi salah satu pilar pengembangan UMKM,” kata Teten dalam konferensi pers peluncuran produk pinjaman digital, UCan, Rabu (19/1/2022).

Teten menilai, pemberdayaan pelaku usaha melalui inklusi keuangan akan mendorong tercapainya stabilitas sistem keuangan. Di sisi lain, Teten mengungkapkan ekonomi digital Indonesia tumbuh secara eksponensial dewasa ini.

Ia menyebutkan, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2030 dengan nilai transaksi ekonomi digital akan tumbuh menjadi Rp 4.531 triliun.

"Angka ini meningkat 8 kali lipat dibandingkan 2020. ini penting bagi kita untuk memanfaatkan potensi tersebut,” ujar Teten. Pemerintah menargetkan pada 2024 ada 30 juta UMKM gabung dengan ekonomi digital.

Berdasarkan survei yang dilakukan OJK pada 2019, tingkat literasi keuangan baru mencapai 38,03 persen. Untuk itu, pemerintah terus ciptakan peluang inklusi keuangan yang lebih efektif. Kucinta, kata Teten, yakni kebijakan yang dapat mempercepat pengenalan teknologi, reformasi  peraturan, hingga akuisisi infrastruktur.

"Melalui kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi dan memungkinkan layanan keuangan yang cepat dan nyaman,” imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menko Luhut Optimistis 30 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital pada 2030

Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia hingga kini tercatat 17,2 juta UMKM yang sudah tergabung ke dalam ekosistem digital.

Dia pun optimis target percepatan digitalisasi 30 juta UMKM masuk digital di tahun 2030 dapat tercapai. Apabila semua dilakukan dengan kompak antara Kementerian/Lembaga maupun dengan stakeholder lainnya.

“Jadi kita kalau semua bersama-sama kita semua kompak kita semua sama gerakan nggak usah terlalu banyak omong omong pasti bisa,” kata Menko Luhut dalam Peluncuran Gernas BBI 2022, di Jambi, Rabu (19/1/2022).

Menko Luhut menegaskan, pasalnya backbone ekonomi Indonesia adalah UMKM. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong UMKM di tanah air agar bisa tergabung dalam ekosistem digital.

“Backbone ekonomi kita itu tadi adalah di UMKM. Jadi UMKM ini menjadi perhatian banget pemerintah. Saya ketua nasional dalam lokal konten, jadi saya ingin kita maju terus,” ucapnya.

Luhut mengapresiasi pelantikan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas. Menurutnya, peran LKPP sangat penting dalam mendukung program Gernas BBI ini.

“Saya juga ingin mengenalkan Pak Anas kepala LKPP yang baru. LKPP yang baru ini menurut saya penting untuk dalam Gernas ini. Karena sekarang ini kita ingin ekonomi di bawah itu jalan karena tulang punggung ekonomi kita sebenarnya adalah UMKM,” jelas Luhut.

Luhut yakin, kolaborasi gerakan Bangga Buat Indonesia dengan LKPP akan memainkan peran penting untuk mengembangkan UMKM lebih luas lagi. Misalnya, LKPP bisa menjadi tempat promosi produk UMKM agar diketahui publik.

“Jadi kalau saya lihat ini tadi Luar biasa ini apa namanya Jambi punya batik tenun, ini kan banyak tidak diketahui orang,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya