4 Tahun Beruntun, Capaian Rasio Penggantian Cadangan Migas Lebih dari 100 Persen

SKK Migas selalu mengupayakan pencapaian tingkat reserves replacement ratio (RRR) di atas 100 persen untuk menjaga keberlangsungan cadangan migas di masa depan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jan 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2022, 13:00 WIB
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melakukan pemboran sumur minyak dan gas (migas) eksplorasi dan pengembangan di wilayah kerja Regional 3 Kalimantan. (Dok Pertamina)
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melakukan pemboran sumur minyak dan gas (migas) eksplorasi dan pengembangan di wilayah kerja Regional 3 Kalimantan. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - Meski belum sepenuhnya lepas dari dampak pandemi Covid-19, industri hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia pada 2021 berhasil mencapai rasio penggantian cadangan migas atau reserves replacement ratio (RRR) di atas 100 persen.

Capaian tersebut menjadikan untuk 4 tahun berturut-turut sejak 2018, SKK Migas bisa menorehkan capaian kinerja RRR di atas 100 persen.

"Di tahun 2021, terdapat penemuan cadangan sebesar sekitar 696 juta barel oil equivalent secara keseluruhan sehingga reserves replacement ratio kita mencapai 116 persen, artinya penemuan cadangan lebih tinggi dari yang diproduksikan" ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan pers, Jumat (21/1/2022).

Variabel RRR merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu negara menambah cadangan dibandingkan dengan besaran yang diproduksikan. Saat RRR mencapai 100 persen, artinya cadangan baru yang ditemukan sama besarnya dengan cadangan yang diproduksikan pada tahun ini.

SKK Migas selalu mengupayakan pencapaian tingkat RRR di atas 100 persen untuk menjaga keberlangsungan cadangan migas di masa depan. Pada 2022 ini, SKK Migas menargetkan penemuan cadangan baru sekitar 1,4 miliar oil equivalent dengan tingkat RRR sebesar 219 persen.

Walaupun gerak industri hulu migas di 2021 masih terbatas akibat pandemi Covid-19, sektor ini tetap menjalankan kegiatan dengan jumlah yang cukup signifikan baik dari sisi kegiatan eksplorasi maupun kegiatan eksploitasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kegiatan Eksplorasi

Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)

Kegiatan eksplorasi yang berhasil direalisasikan di 2021 antara lain, studi G&G (geology & geophysic) sebanyak 121 kegiatan, survey tensor gravity seluas 101.918 kilometer persegi, seismik 2D sepanjang 2.635 kilometer, seismik 3D seluas 1.190 kilometer persegi, dan pengeboran eksplorasi sebanyak 28 sumur.

Kegiatan pengeboran eksplorasi yang rampung di 2021 menghasilkan 11 temuan. Beberapa penemuan yang cukup signifikan adalah pengeboran sumur Hidayah 1 (Petronas Carigali North Madura II), Maha 2 (Eni West Ganal), serta Singa Laut 2 dan Kuda Laut 2 (Premier Oil Tuna).

"Sebelas penemuan tersebut memberikan tambahan sumber daya migas sekitar 224 juta barel oil equivalent," ungkap Dwi.

Selain eksplorasi, industri hulu migas juga tetap melakukan kegiatan eksploitasi yang signifikan di tahun 2021. Kegiatan eksploitasi yang berhasil direalisasikan adalah pengeboran sumur pengembangan sebanyak 480 sumur, kegiatan workover sebanyak 566 sumur, dan kegiatan well service sebanyak 22.790 kegiatan.

"Kami menyampaikan apresiasi kepada semua pekerja industri hulu migas yang tetap bekerja keras mengejar target meskipun dalam kondisi pandemi," kata Dwi.

 

Komitmen

PGN Subholding Gas Pertamina Melalui PGN SAKA Catatkan Tambahan Produksi Migas 7.300 BOEPD di WK Pangkah
PGN Subholding Gas Pertamina Melalui PGN SAKA Catatkan Tambahan Produksi Migas 7.300 BOEPD di WK Pangkah (Istimewa)

Dwi kembali menegaskan komitmen industri hulu migas untuk mewujudkan visi bersama yaitu pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

Target ini diperlukan untuk meningkatkan produksi jangka menengah dan jangka panjang, mengurangi current account deficit, menjaga ketahanan energi nasional, dan meningkatkan investasi.

"Target 1 juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas di tahun 2030 ini hanya bisa dicapai dengan dukungan semua pemangku kepentingan. Kami sangat berharap dukungan penuh dapat diberikan karena keberhasilan pencapaian target ini menjadi keberhasilan kita bersama," pungkas Dwi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya