Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Riil Indonesia pada 2021 sudah berada di level sebelum terjadi pandemi Covid-19. Di mana posisi PDB Riil berada di 101,5 level, di atas sebelum pandemi yakni 100.
"Kami melihat Indonesia sudah capai precovid level sisi GDP, dilihat GDP di Indo 101,5 artinya sudah di atas. 100 itu precovid 2019, dan kita sekarang 101,5 dari GDP level," kata dia dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Baca Juga
Bendahara Negara itu menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia semakin kuat dan berlangsung merata yang didukung oleh meningkatnya sisi permintaan dan suplai. Ditambah realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu juga sudah sesuai dengan proyeksi pemerintah, dengan realisasi kinerja ekonomi sepanjang tahun tercatat 3,69 persen (yoy) dengan pertumbuhan di kuartal IV mencapai 5,02 persen.
Advertisement
Dengan seluruh komponen tumbuh positif, seperti konsumsi rumah tangga sepanjang tahun lalu tumbuh 2 persen yang semula kontraksi 2,6 persen. Selanjutnya sisi investasi mulai pulih menjadi 3,8 persen yang tadinya kontraksi hingga 5 persen, begitu pula untuk kinerja ekspor mampu tumbuh hingga 24 persen yang tadinya kontraksi 8 persen dan impor tumbuh 23 persen yang sebelumnya kontraksi 16,7 persen.
“Ini recovery sisi permintaan yang merata bahkan didorong faktor eksternal pemulihan ekonomi negara maju yang sangat cepat. Sisi produksi suplai side semua sektor recover meski enggak sama yang buat kami surprise manufaktur kembali tumbuh 3,4 persen tadinya kontraksi 2,9 persen," jelasnya.
Geliat ekonomi yang mulai meningkat merupakan gambaran denyut pemulihan ekonomi yang cukup merata. Kendati begitu, dia tak menampik bahwa pandemi covid-19 yang sudah berlangsung hampir tiga tahun telah memberikan efek luka memar atau scarring effect yang berbeda diantar sektor. Oleh karena itu, pemerintah terus memformulasikan kebijakan pemulihan secara tepat dan merata.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemulihan Ekonomi
Sebelumnya, Sri Mulyani menyebut, pemulihan ekonomi pada saat pandemi Covid-19 lebih cepat dibandingkan dengan krisis moneter terjadi pada 1997-1998. Terlebih, krisis moneter butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mengembalikan beberapa indikator ekonomi.
"Pendem ini kita pulihnya jauh lebih cepat dibandingkan waktu Asian Financial Crisis," kata Menteri Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Dia mencontohkan, saat krisis 1997-1998 sektor manufaktur mengalami kontraksi sangat dalam. Bahkan butuh waktu selama tujuh tahun baru bisa kembali pulih. "Sekarang ini hanya dibutuhkan lima kuartal, bukan 5 tahun. Kemampuan kita sekarang untuk pulih (cukup baik)," katanya.
Seperti diketahui selama 2021, sektor manufaktur Indonesia berhasil tumbuh 3,4 persen, dari sebelumnya yang mengalami kontraksi atau minus 2,9 persen. Dari sisi produksi dan supplai semua indikator ekonomi selama 2021 juga mengalami laju positif.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement