Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperluas penggunaan sistem pembayaran digital berbasis QR Code Indonesian (QRIS) dengan menargetkan 15 juta pengguna baru pada 2022.
Hal itu disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam webinar Casual Talks on Digital Payment Innovation of Banking, Senin (14/2/2022).
Baca Juga
“Kami sudah sejak 29 Agustus 2019 meluncurkan QRIS. Tahun lalu, 10 juta (pengguna), dan hari ini kita akan jalan bersama untuk tambahan menjadi 15 juta pengguna QRIS,” kata Perry.
Advertisement
Untuk mewujudkan target tersebut, Bank Indonesia telah membangun Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), yang merupakan satu bahasa untuk semua layanan sistem pembayaran.
“Kami sudah membentuk OPEN API terbuka untuk 42 layanan, dan kami perlu mempelajarinya dalam satu bahasa untuk semua layanan pembayaran,” ujarnya.
Terbaru, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 9-10 Februari 2022 BI memutuskan untuk meningkatkan limit transaksi QRIS dari semula Rp 5 juta menjadi Rp 10 juta per transaksi.
Perubahan limit transaksi QRIS ini akan diberlakukan mulai 1 Maret 2022.
“Untuk mendorong konsumsi masyarakat dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam pengumuman hasil RDG BI, Kamis (10/2/2022).
Dalam RDG BI pada 19-20 Januari 2022, BI berencana mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi khususnya dari sisi konsumsi Rumah Tangga serta percepatan ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien melalui perluasan penggunaan QRIS.
Perluasan QRIS tersebut melalui kolaborasi dengan industri, Kementerian/Lembaga, dan komunitas, perluasan fitur-fitur QRIS, penyiapan model bisnis dan aspek teknis dalam rangka implementasi QRIS cross border dengan Malaysia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transaksi Digital Banking di Indonesia Tembus Rp 4.314 Triliun
Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia berkembang pesat. Hal ini seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Gubernur BI Perry Warjiyo mencatat, pada Januari 2022, nilai transaksi digital banking mencapai Rp4.314,3 triliun. Angka ini meningkat sebesar 62,82 persen secara year on year (yoy)
"Kemudian nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65 persen (yoy) mencapai Rp34,6 triliun. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39 persen (yoy) menjadi Rp711,2 triliun," kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - Februari 2022 di Jakarta, Kamis (10/2).
Selanjutnya transaksi QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat, baik nominal maupun volume. Kenaikannya masing-masing meningkat sebesar 290 persen (yoy) dan 326 persen (yoy).
Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Januari 2022 meningkat 10,21 persen (yoy) mencapai Rp885,2 triliun. Bank Indonesia akan melanjutkan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 untuk memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI dan memperkuat edukasi Rupiah.
Advertisement