Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor jasa keuangan tetap stabil di Januari 2022. Hal tersebut terlihat dari fungsi intermediasi di sektor perbankan dan IKNB masih tumbuh disertai dengan penghimpunan dana di pasar modal juga meningkat.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo menjelaskan, tekanan dari sisi perekonomian baik domestik maupun global juga terpantau rendah seiring tekanan pada global supply chain yang mulai mereda. Sementara itu, ketahanan sektor keuangan terjaga meski perlu tetap mencermati perkembangan risiko kredit ke depan.
"Selain itu, profitabilitas dan efisiensi sektor keuangan tetap baik dan pergerakan pasar keuangan juga relatif stabil, sejalan dengan tren historisnya," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (2/3/2022).
Advertisement
OJK juga mencatat aktivitas perekonomian global semakin pulih meski sedikit tertahan imbas penyebaran covid varian Omicron yang ditandai indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel yang melambat walaupun masih di zona positif. Perekonomian global juga masih dibayangi oleh rencana normalisasi kebijakan moneter di AS yang cukup agresif dan gejolak akibat invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong peningkatan harga komoditas.
Kepercayaan investor dan terkendalinya penanganan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia telah mendorong IHSG menguat. Volatilitas di pasar keuangan domestik yang mulai mereda mendorong meningkatnya aktivitas investor asing di pasar saham maupun surat utang/SBN ditandai dengan kepemilikan asing yang meningkat secara ytd.
Sepanjang Februari 2022, indeks saham cenderung menguat seiring optimisme pelonggaran PPKM. IHSG menguat sebesar 3,88 persen mtd dan relatif lebih tinggi dari negara emerging market lainnya. Investor nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp 17,51 triliun, terutama ke saham sektor perbankan dan komoditas.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fungsi Intermediasi
Fungsi intermediasi perbankan pada bulan Januari 2022 (data sementara) mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tumbuh sebesar 5,79 persen yoy. Sektor usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain pertambangan 26,83 persen, transportasi 11,14 persen dan pengolahan 8,98 persen.
Berdasarkan segmentasi, terdapat peningkatan kredit kategori debitur korporasi sebesar 5,23 persen yoy dan konsumsi 4,98 persen yoy. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,07 persen yoy.
Penghimpunan dana di pasar modal hingga akhir Februari 2022 telah mencapai nilai Rp 29,73 triliun dengan penambahan emiten baru sebanyak 9 emiten. Penawaran umum mayoritas berasal dari sektor keuangan 33,6 persen, sektor industrial 16,6 persen dan sektor properti 13,5 persen. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia masih baik.
Di sektor IKNB, piutang pembiayaan dalam tren peningkatan menjadi sebesar Rp 367 triliun. Sektor asuransi berhasil menghimpun premi pada bulan Januari 2022 sebesar Rp 26,9 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp 15,1 triliun, serta Asuransi Umum sebesar Rp 11,8 triliun. Sedangkan untuk penghimpunan iuran dana pensiun tercatat sebesar Rp 3,86 triliun.
Selain itu, fintech peer to peer (P2P) lending pada Januari 2022 mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar Rp1,26 triliun atau 93,8 persen yoy.
Â
Advertisement
Kredit Macet
Selanjutnya, profil risiko lembaga jasa keuangan pada Januari 2022 masih terjaga meskipun terdapat peningkatan rasio NPL gross menjadi sebesar 3,10 persen dengan NPL nett stabil pada 0,88 persen, sedangkan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan turun menjadi 3,25 persen. Sementara itu, Posisi Devisa Neto (PDN) Januari 2022 tercatat sebesar 1,65 persen atau berada jauh di bawah threshold sebesar 20 persen.
Selain itu, likuiditas industri perbankan pada Januari 2022 masih berada pada level yang memadai. Hal tersebut terlihat dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 156,76 persen dan 34,73 persen, di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50 persen dan 10 persen.
Dari sisi permodalan, lembaga jasa keuangan juga mencatatkan permodalan yang semakin membaik. Industri perbankan mencatatkan peningkatan CAR menjadi sebesar 25,78 persen atau jauh di atas threshold.
Sementara itu, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang juga meningkat masing-masing sebesar 530,8 persen dan 311,1 persen yang berada jauh di atas threshold 120 persen. Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 1,95 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.