Rupiah Tergelincir ke 14.301 per Dolar AS Jelang Akhir Pekan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jelang akhir pekan ditutup melemah.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2022, 17:45 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 17:45 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menunjukkan uang rupiah di penukaran uang, Jakarta, Senin (9/11/2020). ). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jelang akhir pekan ditutup melemah. Ini seiring gagalnya negosiasi antara Rusia dan Ukraina serta tingginya inflasi di Amerika Serikat.

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,18 persen ke posisi 14.301 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.276 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah salah satunya dipicu negosiasi yang gagal, sedangkan dolar AS makin menguat pasca-rilis data inflasi 7,9 persen yang akan semakin menkonfirmasikan hawkisness The Fed pada FOMC minggu depan," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara, Jumat (11/3/2022).

Pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Rusia dan Ukraina tidak membuat kemajuan nyata menuju gencatan senjata.

Di sisi lain, investor juga mencermati data inflasi Februari dari AS yang sesuai dengan ekspektasi, tetapi juga menunjukkan peningkatan secara tahunan terbesar sejak Januari 1982.

 

Tenaga Kerja AS

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (10/3) bahwa Indeks Harga Konsumen AS meningkat sebesar 0,8 persen (mom) pada Februari, atau 7,9 persen (yoy).

Pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneter minggu depan.

"The Fed pada rilis minute minggu lalu mensinyalkan akan melakukan yang ekstrem untuk menekan inflasi walau mengorbankan ekonomi," ujar Lukman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya