Turki Buka Pintu buat Miliarder Rusia yang Kena Sanksi Barat Gara-Gara Perang Ukraina

Turki mengatakan akan menyambut kedatangan miliarder Rusia yang terkena sanksi ke negaranya sebagai turis dan investor.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Mar 2022, 13:05 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2022, 12:29 WIB
Hagia Sophia
Kendaraan polisi berpatroli di depan Hagia Sophia di Istanbul pada 11 Juli 2020. Pemerintah Turki memutuskan untuk mengembalikan status Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum. (Ozan KOSE/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, pihaknya akan menyambut kedatangan miliarder Rusia yang terkena sanksi ke negaranya sebagai turis dan investor, selama transaksi bisnis apa pun dilakukan dalam ranah hukum internasional.

Negara barat ramai-ramai memberikan sanksi kepada pejabat dan miliarder Rusia seiring perang dengan Ukraina.

Dilansir dari CNBC International, Senin (28/3/2022) Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa penyambutan itu adalah langkah yang sah--selama kapal pesiar tetap berada di luar perairan teritorial negara-negara pemberi sanksi.

"Kami menerapkan sanksi yang disetujui PBB. Jadi, jika ada warga Rusia yang ingin mengunjungi Turki, tentu saja mereka dapat mengunjungi Turki. Sekarang orang Rusia datang mengunjungi Turki, itu tidak masalah,” kata Mevlut Cavusoglu,  kepada Hadley Gamble dari CNBC di sebuah forum di Doha, Qatar.

Ketika ditanya apakah penyambutan ini diperluas ke investasi dan bisnis, Cavusoglu menjawab: "Jadi jika maksud Anda oligarki ini dapat melakukan bisnis apa pun di Turki, maka tentu saja jika itu legal dan tidak bertentangan dengan hukum internasional, saya akan mempertimbangkannya".

"Tetapi jika bisnisnya bertentangan dengan hukum internasional, maka itu cerita lain," dia menambahkan.

Diketahui bahwa Turki baru-baru ini menjadi sorotan usai perairannya kedatangan dua superyacht bernilai jutaan dolar, yang dilaporkan milik oligarki Rusia Roman Abramovich - dalam upaya menghindari sanksi negara Barat.

Dengan masing-masing bernilai sekitar USD 600 juta atau lebih, Abramovich dilaporkan menempatkan hartanya sebesar USD 1,2 miliar di negara non-Uni Eropa saat ia berupaya memindahkan asetnya keluar dari jangkauan sanksi AS, Inggris, dan Eropa yang menargetkan elite kaya Rusia.


Turki Jadi Destinasi Pilihan Baru untuk Penyimpanan Harta Milarder Rusia

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Terkait konflik Rusia-Ukraina, Turki mengecam keras invasi yang tidak beralasan tetapi menentang sanksi yang dijatuhkan oleh NATO.

Turki telah memposisikan dirinya sebagai mediator yang netral dan dihargai dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina, dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte baru-baru ini memuji negara itu karena "melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukannya."

Posisi Turki yang netral menjadikannya tujuan pilihan bagi miliarder Rusia yang ingin menyimpan kekayaan mereka dan melakukan investasi di pasar global yang semakin tidak ramah.

Cavusoglu bahkan hadir ketika menteri luar negeri Rusia dan Ukraina, yakni Sergei Lavrov dan Dmytro Kuleba, bertemu di kota Antalya pada awal Maret 2022.

Namun sayangnya, diskusi-diskusi tersebut gagal menghasilkan hasil yang jelas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya