WIKA Kantongi Rp 9,2 Triliun Kontrak Baru hingga Maret 2022

Perolehan kontrak baru WIKA tersebut mencapai 21,79 persen dari target kontrak baru pada 2022 sebesar Rp 42,57 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Apr 2022, 20:46 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2022, 20:46 WIB
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA meraih kontrak baru sebesar Rp 9,28 triliun hingga akhir Maret 2022. Jumlah itu naik 99,41 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Perolehan kontrak baru tersebut mencapai 21,79 persen dari target kontrak baru pada 2022 sebesar Rp 42,57 triliun.

Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2022 ini ditargetkan 67 persen berasal dari induk, dan 33 persen dari entitas anak.

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, pihaknya mengusung konsistensi performa kerja tetap tangguh pada masa pandemi. Dia juga mendorong pertumbuhan perusahaan bisa menjadi lebih cepat pada 2022 ini.

"WIKA ingin seluruh elemen, pulih bersama, menjadi lebih kuat, dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi pada dua tahun terakhir. Kerjasama dan inklusivitas yang telah dilakukan semua pihak bisa menjadi jawaban sekaligus solusi pemulihan," ujarnya dalam RUPST Tahun Buku 2021, Selasa (12/4/2022).

Perseroan juga sukses meningkatkan raihan kontrak baru, dari Rp 23,37 triliun pada 2020 menjadi Rp 26,81 triliun pada 2021.

Kemudian, membukukan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk dan disetujui oleh RUPST sebesar Rp117,66 miliar.

Ke depan, kata Agung, WIKA juga akan fokus ke berbagai kontrak yang telah didapat. Salah satunya, revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta

Berkonsorsium dengan PT PP (Persero), WIKA mendapat kepercayaan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Design and Build Revitalisasi Fasilitas Pangkalan Tentara Nasional Angkatan Udara/Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

"Pada proyek ini, Konsorsium akan melaksanakan revitalisasi dengan cakupan pekerjaan airside dan landside yang meliputi penyehatan landas pacu (runway) dan landas hubung (taxiway), peningkatan kapasitas landas parkir (apron) pesawat naratama dan naratetama," tutur Agung.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Grup Wika Gandeng Perusahaan Ekspor Impor LNP Perkuat Jaringan Pemasaran di Afrika Barat

Motor Gesits
Motor Gesits terlihat di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/11). Motor Gesits ini akan diproduksi massal di pabrik perakitan yang berada di kawasan industri Wijaya Karya di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

WIKA Industri Manufaktur (WIMA) sebagai bagian dari grup Wika menjalin kerja sama dengan perusahaan Senegal Laila Ndiaye Prima (LNP) untuk mengembangkan pasar di kawasan Afrika Barat.

Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Direktur Utama WIMA Samyarto dengan Direktur LNP Makhtar Ndiaye dan disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Senegal, Dindin Wahyudin serta Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) Agung Budi Waskito, Sabtu, 19 Maret 2022.

Direktur Utama Wijaya KaryaAgung Budi Waskito menuturkan, kerja sama ini akan mendorong GESITS sebagai motor listrik hasil produksi anak negeri untuk masuk ke pasar internasional terutama Senegal dan negara-negara lain di wilayah Afrika bagian barat.

"Setelah berhasil menempatkan GESITS sebagai brand motor listrik yang kuat di dalam negeri, ini sudah saatnya untuk memperkenalkan GESITS ke luar negeri dan diawali dengan negara-negara di Afrika Barat,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022).

Ia menambahkan, langkah ini juga akan turut mendukung program BUMN Go Global yang dicanangkan oleh Pemerintah.

"Kami berharap kehadiran GESITS akan meneruskan kisah sukses WIKA yang lebih dari 10 tahun telah terlibat dalam pembangunan infrastruktur di wilayah Afrika," kata dia.

LNP merupakan perusahaan yang telah lama berkecimpung di dunia ekspor-impor berbagai produk di Asia maupun Afrika.

 

 

Perkuat Jaringan

Wijaya Karya (WIKA) menggandeng perusahaan Senegal Laila Ndiaye Prima untuk kenalkan Gesits di luar negeri. (Foto: Wijaya Karya)
Wijaya Karya (WIKA) menggandeng perusahaan Senegal Laila Ndiaye Prima untuk kenalkan Gesits di luar negeri. (Foto: Wijaya Karya)

Direktur Utama WIMA, Samyarto menuturkan, kerja sama dengan LNP semakin mendukung upaya untuk memperkuat jaringan pemasaran dan distribusi GESITS di Afrika Barat di masa depan.

"Setelah melakukan ekspor sebanyak 38 unit GESITS ke Senegal, kini WIMA telah mendapatkan permintaan masing-masing sebanyak 200 unit dari Senegal dan 250 unit dari Nigeria. Dengan adanya permintaan tersebut, WIMA menargetkan untuk keseluruhan unitnya dapat diekspor dalam waktu dekat," ungkap Samyarto.

Upaya pengembangan pasar di luar negeri turut mendapatkan dukungan dari Kementerian Luar Negeri melalui para Duta Besar di berbagai negara.

Duta Besar Indonesia untuk Senegal Dindin Wahyudin menuturkan, GESITS menjadi bukti komitmen Indonesia untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan menggantikannya dengan produk berbasis energi baru terbarukan.

"Kami kemudian aktif mempromosikan GESITS ke berbagai negara di Afrika Barat, dan banyak diantara mereka telah menunjukan minat untuk membeli GESITS," kata Dindin Wahyudin

Dindin menambahkan, minat terhadap GESITS juga datang dari Sierra Leons dan Cape Verde karena banyaknya penggunaan kendaraan roda dua di kedua negara tersebut.

Agung BW menuturkan, dalam rangka pengembangan pasar di luar negeri, WIMA akan mengambil langkah untuk menyesuaikan tampilan motor sesuai baik dari sisi warna maupun bentuk. Harapannya, penyesuaian-penyesuaian yang terjadi memudahkan produk GESITS untuk diterima di berbagai negara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya