Kemendag Dukung Pengusaha Ekspor Ayam ke Singapura

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung langkah industri perunggasan untuk melakukan ekspor ayam ke Singapura.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2022, 16:00 WIB
FOTO: Malaysia Hentikan Ekspor 3,6 Juta Ayam Sebulan Mulai 1 Juni
Ayam terlihat di peternakan unggas di Temerloh, Pahang, Malaysia, Selasa (31/5/2022). Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan pada 23 Mei, Malaysia akan menghentikan ekspor 3,6 juta ayam sebulan mulai 1 Juni dan seterusnya di tengah melonjaknya harga dan kekhawatiran pasokan. (Mohd RASFAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung langkah industri perunggasan untuk melakukan ekspor ayam ke Singapura. Mengingat, saat ini, komoditas pangan tinggi protein tersebut dalam posisi kelebihan pasokan atau oversupply.

"Kita pada posisi oversupply, kenapa nggak dimanfaatkan," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan di Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (25/6).

Selain itu, Oke menilai harga ayam di Singapura cukup kompetitif. Mengingat, negara tetangga Indonesia tersebut tengah kekurangan pasokan ayam setelah Malaysia menghentikan ekspor untuk sementara waktu.

"Intinya Singapura sekarang sedang kesulitan akibat kebijakan larangan ekspor dari Malaysia," ujarnya.

Rebut Pasar Malaysia, Indonesia Bakal Ekspor Ayam ke Singapura

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan Indonesia akan melakukan ekspor ayam ke Singapura. Lantaran, Malaysia yang menjadi eksportir ayam ke Singapura akan diberhentikan bulan Juni ini.

“Kami diskusi rencana kita mendorong ekspor chicken ke Singapura ini masih awal sekali, dan nanti ada hubungannya dengan krisis global ini. Ekspor ke Singapura untuk ayam akan distop bulan ini, sehingga singapura sangat membutuhkan,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso Media Briefing Global Crisis Response Group (GCRG), di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/6).

 

Peluang Besar Indonesia

Ayam
Ilustrasi ayam. (Pexels.com/Italo Melo)

Menurut Susiwijono, ditutupnya pintu ekspor ayam dari Malaysia ke Singapura menjadi peluang besar bagi Indonesia. Pasalnya, di Indonesia sering mengalami over supply atau kelebihan pasokan ayam dalam negeri.

“Ini sangat menarik. Urusan ayam ini kan kita sering mendengar oversupply sehingga sekian juta ayam yang kita punya tiap hari. Sekarang singapura butuh sekali,” ujarnya.

Kendati begitu, untuk peraturannya masih perlu dibahas lebih lanjut terkait rencana ekspor ayam ke Singapura. Oleh karena itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah membahas rencana tersebut lantaran ada hubungannya dengan krisis global.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Harga Telur Ayam Mahal, Mendag Zulkifli Hasan: Bonus untuk Peternak

telur
telur ayam/copyright pixabay.com/ JillWellington

Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan menganggap, kenaikan harga telur yang saat ini dalam beberapa waktu terakhir sebagai bonus bagi peternak ayam.

Mengingat, dalam dua tahun terakhir peternak ayam menderita kerugian akibat telur maupun daging ayam tak laku di pasaran imbas pandemi Covid-19.

"Ini baru sebulan (kenaikan) untung sedikit kan boleh, masih banyak utang tuh peternak unggas. Kalau (harga telur ayam) turun terus lama-lama tutup dia, ga jualan lagi. Kemarin dua tahun peternak kita itu rugi," ujarnya saat meninjau harga bahan pokok di Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (25/6).

Mendag mendapati, saat ini, harga telur ayam di Pasar Jaya Kramat Jati mencapai Rp28 ribu per kilogram. Menurutnya, harga tersebut masih wajar.

"Sekarang sudah Rp 28 ribu. Alhamdulillah. Wajar, ya bu," ucapnya.

Meski demikian, pedagang telur ayam setempat bernama Ati menyebut harga masih tergolong tinggi dari situasi normal yang berkisar Rp 24 ribu per kilogram. Dia pun berharap harga telur ayam dapat kembali normal lantaran sejumlah konsumen mengeluhkan tingginya harga telur yang belakangan ini terjadi.

"Bisa turun lagi pak?," ucap Ati.

Menimpali keberatan pedagang telur ayam tersebut, Mendag meminta untuk konsumen juga mendengarkan suara peternak ayam akibat menderita kerugian dalam dua tahun akibat pandemi Covid-19.

"Kadang-kadang yang pembeli ngeluh, tapi denger juga dong kawan-kawan peternak ayam," sahutnya mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya