Jokowi: Hati-hati yang Suka Makan Roti dan Mie, Harganya Bisa Naik

Kata Jokowi beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan karena terhambatnya pasokan pangan akibat perang Ukraina dan Rusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2022, 14:50 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 14:50 WIB
Musim Panen Gandum di Mesir
Seorang petani memantau pabrik gandum di sebuah pertanian di provinsi Delta Nil al-Sharqia, Mesir, Rabu (11/5/2022). Di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap masyarakat bersiap dengan lonjakan harga pangan imbas perang Rusia Ukraina. (AP Photo/Amr Nabil)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap masyarakat bersiap dengan lonjakan harga pangan imbas perang Rusia Ukraina.

Meskipun demikian Presiden mengingatkan seluruh pihak untuk selalu mewaspadai kondisi rantai pasok pangan dan energi saat ini. Hal itu terutama untuk komoditas gandum, karena Indonesia merupakan importir gandum.

Pasokan gandum dari dua negara yang dilanda konflik, Rusia dan Ukraina, terhambat. Padahal dua negara tersebut merupakan produsen besar untuk gandum di pasar dunia.

Dia mencontohkan makanan yang terbuat dari gandum seperti mi dan roti.  “Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum itu 30-40 persen berada di negara itu, Ukraina, Rusia, Belarus, semua ada di situ,” jelas Jokowi melansir Antara, Kamis (7/7/2022).

Bahkan, kata Presiden, beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan karena terhambatnya pasokan pangan akibat perang Ukraina dan Rusia.

“Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia? dan sekarang ini sudah mulai karena barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina, tidak bisa keluar dari Rusia,” kata Presiden Jokowi.

 

 

Dia juga berharap masyarakat mensyukuri harga beras di Indonesia yang tidak naik, padahal saat ini sedang terjadi gejolak rantai pasok pangan di dunia karena konflik militer Rusia dan Ukraina.

“Bayangkan. Kita ini harus betul-betul bersyukur bahwa negara kita diberikan pangan yang harganya, beras utamanya, tidak naik. Harus kita syukuri betul,” kata dia.

Minta Bersyukur

Jokowi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat meninjau Gudang Beras Bulog , Jakarta, Rabu (25/2/2015). Pada kunjungan itu, presiden meresmikan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar beras tahun 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Di tengah gejolak rantai pasok pangan dunia, Presiden Jokowi menyebutkan Indonesia masih memiliki sumber produksi beras yang melimpah.

“Untungnya, kita ini, Alhamdulillah, rakyat kita utamanya petani masih berproduksi beras, dan sampai saat ini harganya belum naik, semoga tidak naik karena stoknya selalu ada dan sudah tiga tahun kita tidak impor beras lagi,” ujar Presiden Jokowi.

Stok beras di pasar domestik, kata Presiden, selalu melimpah sehingga tidak memerlukan impor.

“Biasanya kita impor 1,5 juta ton, 2 juta ton. Ini sudah tidak impor lagi. Ini Menteri Pertanian hadir di sini, terima kasih Pak Menteri,” kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya