Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, Komite Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Amarta Karya (AMKA) melakukan penyembelihan hewan kurban dan menyalurkannya kepada yayasan yatim piatu yang ada di Kota Bekasi.
Pemotongan hewan kurban dilakukan di salah satu Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Qurban di Bekasi, Jawa Barat pada Senin (11/7/2022).
Sekretaris Perusahaan AMKA (Persero) Antony Ramdhan menyampaikan, selain kewajiban bagi umat muslim yang mampu, kegiatan penyembelihan hewan kurban ini juga merupakan bentuk nyata sikap kepedulian dan solidaritas terhadap sesama.
Advertisement
"Alhamdulillah akhirnya tahun ini AMKA dapat menyelenggarakan kembali pemotongan hewan qurban. Di mana tahun lalu, belum bisa diselenggarakan karena terdampak pandemi Covid-19. Untuk tahun ini kami menyalurkan daging qurban kepada Yayasan Yatim Piatu Assu'ada Wal Atqiya di Bekasi," ungkapnya saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban di Bekasi, Senin (11/7/2022).
Menurutnya, penyaluran daging kurban kepada anak yatim piatu di Yayasan Yatim Piatu Assu'ada Wal Atqiya di Bekasi diharapkan agar tepat sasaran.
Lebih jauh, Antony menambahkan, ibadah kurban merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, serta merupakan bentuk ketakwaan dengan menyisihkan sebagian harta kepada orang yang membutuhkan.
"Harapan perusahaan dengan diselenggarakannya penyembelihan hewan kurban ini adalah bisa membantu kalangan yang membutuhkan dan meningkatkan kesejahteraan serta memberikan keberkahan bagi Perusahaan," ujar Antony.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemenkop UKM Ajak Koperasi Salurkan Hewan Kurban Melalui Baznas
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyerahkan hewan kurban melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
"Baznas merupakan lembaga resmi dan sudah terpercaya. Sehingga, koperasi-koperasi yang menyalurkan hewan kurban mempercayakan penyalurannya kepada Baznas," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2022).
SesKemenKopUKM menambahkan, pihaknya menyerahkan sapi seberat 800 kilogram dan 500 kilogram. "Sapi yang diserahkan kepada Baznas juga tentunya sudah melalui pemeriksaan dokter hewan," imbuh Arif.
Arif berharap, ke depan lebih banyak lagi koperasi-koperasi yang menyalurkan hewan kurbannya melalui Baznas.
Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Baznas Achmad Sudrajat berharap, kerja sama ini bisa menjadi momentum Baznas dan KemenKopUKM dalam menguatkan kebersamaan dalam menyejahterakan umat.
"InsyaAllah apa yang telah diserahkan oleh Kemenkop ini akan kami sampaikan kepada para mustahik, tentunya penyaluran sesuai dengan prinsip Aman Syari, Aman Regulasi dan Aman NKRI," ujar Achmad.
Achmad juga berharap kerja sama ini terus berlanjut dalam memberikan kesejahteraan masyarakat. "Tentunya, sudah ada koperasi-koperasi yang di bawah KemenkopUKM ini telah melakukan kerja sama dengan Baznas," kata Achmad.
Tahun ini, Kurban Online Baznas menargetkan dapat menghimpun 8.100 hewan kurban setara kambing. Daging kurban akan didistribusikan ke daerah yang masyarakatnya membutuhkan daging kurban dan angka stuntingnya tinggi.
Adapun sebaran distribusi Kurban Baznas tahun 2022 ini mencakup 34 Provinsi. Dari target Kurban Online BAZNAS Pusat tersebut diharapkan dapat menjangkau 352.896 jiwa (penerima manfaat).
Advertisement
PMK Merebak, Pedagang Hewan Kurban Idul Adha Ogah Jualan Sapi
Ilyas pedagang hewan kurban di Walang Baru, Koja, Jakarta Utara tahun ini memilih hanya menjual kambing dan domba pada musim lebaran Idul Adha. Tak lain karena munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi.
"Tahun ini kita cuma jual kambing, kalau sapi gak main (jual)," kata Ilyas kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (9/7).
Dia menjelaskan, proses izin jual kambing juga lebih mudah karena hanya memerlukan surat keterangan sehat dari hewan qurban yang dijual. Berbeda dengan penjualan sapi yang harus mengurus izin lebih banyak.
"PMK kan cenderungnya ke sapi, kalau kambing cuma surat sehat," kata dia.
Selain itu, penjualan hewan qurban berupa sapi kata Ilyas sangat beresiko karena sistemnya jual putus. Artinya dia harus membeli sapi-sapi tersebut langsung dari peternak dan jika tidak laku terjual tidak bisa dikembalikan.
"Kita enggak mau terima resiko tinggi, karena tengkulak maunya jual lepas, kalau enggak ke jual kita yang rugi," kata dia.
Terlebih tahun ini dia tidak mendapatkan lokasi strategis untuk menjual hewan qurban. Tahun lalu, lokasi kandang berada di salah satu ruko Jakarta Utara, sehingga memudahkan proses pemasaran. Sedangkan tahun ini, dia hanya menyewa tempat di pemukiman warga.
"Perizinan di komplek agak lama, karena ini di lingkungan hidup, beda dengan kalau jual di lahan kosong. Tapi saya urus izinnya dari kelurahan, kecamatan sampai ke Wali Kota," tuturnya.
Meskipun hanya menjual kambing dan domba, namun modal yang dikeluarkan mencapai Rp 150 juta. Modal yang dikeluarkan ini lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp 85 juta. Tahun lalu dengan modal tersebut dia bisa menjual hewan kurban kambing dan sapi.
"Tahun ini modalnya hampir Rp 150 juta kalau tahun lalu Rp 85 juta," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com