Harga Properti Naik 5,7 Persen di Kuartal II 2022

Tren kenaikan harga properti ini didorong oleh kenaikan harga rumah tapak sebesar 3,9 persen pada kuartal kedua 2022.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Agu 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2022, 07:00 WIB
Pameran Indonesia Properti Expo 2022
Pengunjung mendapat penjelasan mengenai hunian saat pameran Indonesia Properti Expo di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Minggu (15/5/2022). Indonesia Property Expo atau IPEX 2022 dilaksanakan pada 15 hingga 22 Mei mendatang. Pameran tersebut melibatkan 41 developer/pengembang yang terdiri dari 11 pengembang subsidi dan 30 pengembang non subsidi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Harga properti nasional pada kuartal kedua 2022 naik 3,2 persen (secara kuartalan) dan 5,7 persen (secara tahunan). Tren kenaikan harga properti ini didorong oleh kenaikan harga rumah tapak sebesar 3,9 persen pada kuartal kedua 2022.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, hal tersebut merupakan hasil dari Rumah.com Indonesia Property Market Index Q3 2022.  Indeks ini hasil analisis dari 700 ribu listing properti dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulan.

Marine melanjutkan, indeks suplai properti nasional pada kuartal kedua 2022 juga naik tipis sebesar 1,3 persen secara kuartalan dan naik 8 persen secara tahunan. Sedangkan dari sisi konsumen, indeks permintaan untuk properti hunian pada kuartal kedua tahun ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,3 persen secara kuartalan.

“Naiknya permintaan nampak jelas pada sektor apartemen. Namun, kenaikan permintaan terhadap apartemen sendiri belum memengaruhi tren permintaan properti hunian secara keseluruhan karena 93 persen diantaranya merupakan permintaan terhadap rumah tapak,” jelas Marine dalam keterangan tertulis, Minggu (20/8/2022).

Di tengah kondisi ekonomi global yang dibayangi inflasi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian Indonesia masih tumbuh sebesar 5,44 persen secara tahunan sehingga tercermin dalam pertumbuhan sektor properti sepanjang kuartal kedua 2022.

Pengeluaran konsumsi dan ekspor menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut. Kebijakan Pemerintah yang mengijinkan masyarakat untuk melaksanakan mudik pada Hari Raya Idulfitri di bulan Mei lalu telah mendorong konsumsi masyarakat dengan sangat kuat dan menghasilkan perputaran ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Optimistis

Pameran Indonesia Properti Expo 2022
Pengunjung mendapat penjelasan mengenai hunian saat pameran Indonesia Properti Expo di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Minggu (15/5/2022). Indonesia Property Expo atau IPEX 2022 dilaksanakan pada 15 hingga 22 Mei mendatang. Pameran tersebut melibatkan 41 developer/pengembang yang terdiri dari 11 pengembang subsidi dan 30 pengembang non subsidi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kenaikan indeks properti pada kuartal kedua 2022 menjadi indikasi meningkatnya optimisme pelaku pasar properti, khususnya dari sisi penyedia suplai.

Di tengah kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok dan bahan bakar non-subsidi, para penyedia suplai masih optimistis untuk menambah suplai dan melakukan penyesuaian harga.

Keyakinan bahwa pasar properti berangsur normal didukung data pencarian properti di Rumah.com dimana minat konsumen terhadap properti kelas menengah ke atas terus meningkat.

Pada kuartal kedua tahun ini, pencarian terhadap properti dengan harga di atas Rp 1 miliar mendominasi dengan persentase sebesar 55 persen.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Perlu Kebijakan Pemerintah

Marine menuturkan bahwa tingginya minat konsumen terhadap properti kelas menengah perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan Pemerintah sehingga memungkinkan lebih banyak kelas menengah untuk bisa memiliki hunian.

Hal ini mengingat konsumen kelas menengah tersebut adalah mereka yang tidak terjangkau fasilitas subsidi namun penghasilannya masih pas-pasan untuk mencicil rumah non-subsidi.

Sebagai contoh, penghasilan kelas menengah di Jabodetabek berada pada rentang Rp 7-15 juta. Dengan penghasilan tersebut, berdasarkan Kalkulator Keterjangkauan Rumah.com, idealnya mereka mencicil rumah dengan harga Rp 500 jutaan.

"Namun, data Rumah.com menunjukkan bahwa harga properti di kawasan Jabodetabek untuk tipe 36/72 berada pada kisaran Rp 600 jutaan, sehingga di atas kemampuan ideal mereka,” ujar Marine.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya