Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, akhirnya melunasi utang Commerzbank setelah melakukan pembayaran pada tanggal 12 Oktober 2022 senilai total USD 216.02 juta atau setara dengan Rp3,3 triliun.
Hal ini pun mendapatkan tanggapan positif dari Menteri BUMN Erick Thohir. Mantan Presiden Inter Milan tersebut memberikan apresiasi kepada Krakatau Steel.
Baca Juga
"Good job @krakatau.steel," tulis Erick Thohir lewat akun Instagram-nya @erickthohir, dikutip Sabtu (15/10/2022).
Advertisement
Dikutip dari laman resmi Krakatau Steel, Commerzbank AG adalah bank terbesar kedua di Jerman yang merupakan kreditur Krakatau Steel dalam membangun pabrik Hot Strip Mill ke 2 (HSM2).
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, menjelaskan bahwa pelunasan seluruh pinjaman terutang kepada Commerzbank AG ini, merupakan bagian dari strategi perusahaan ke depan dalam memperkuat bisnis intinya.
"Krakatau Steel sudah membayar total USD487,7 juta atau sebesar Rp7,4 triliun dalam 2,5 tahun terakhir ini sejak dimulainya proses restrukturisasi," kata Silmy.
Adapun rincian pembayaran utang Krakatau Steel yang sudah dibayar pada periode dari 2020-2022, yaitu terdiri dari utang Tranche A sebesar USD27,7 juta, Tranche B sebesar USD200 juta, dan pinjaman kepada Commerzbank AG sebesar USD260 juta.
Silmy menegaskan mulai dari tahun 2020 tren peningkatan kinerja Krakatau Steel semakin membaik dari waktu ke waktu. Krakatau Steel akan terus mempertahankan konsistensi ini dengan menjadi lebih kompetitif, meningkatkan penjualan dengan memaksimalkan potensi dan kapabilitas yang dimiliki.
Sebagai informasi, tercatat pada semester I-2022, Krakatau Steel ini mampu meraih pendapatan USD 1,34 miliar atau naik 27,61 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yakni USD 1,05 miliar.
Pada tahun 2019, Krakatau Steel merupakan salah satu BUMN yang pernah merestrukturisasi utang terbesar di Indonesia, yakni totalnya mencapai sekitar USD2 miliar atau Rp 30 triliun. Adapun proses restrukturisasi utang Krakatau Steel ini berlangsung selama sembilan tahun dari 2019 sampai 2027.
Lawan Baja Impor Ilegal, Erick Thohir Restui Krakatau Steel Rights Issue
Menteri BUMN Erick Thohir merestui PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) melakuka aksi korporasi Rights Issue. Tujuan Krakatau Steel untuk melepas saham kembali ini guna membangun industri baja dalam negeri.
Menurut temuannya, industri baja kini tengah dihadapkan dengan tantangan. Salah satunya adanya impor baja ilegal. Praktik ini dinilai sangat merugikan Krakatau Steel.
Maka, penambahan modal melalui skema right issue menjadi salah satu jalan yang dipilih Erick Thohir. Harapannya, mampu memperkyat ekosistem industri baja nasional.
"Artinya, ini baja impor ada yang resmi dan ada yang selundupan, ini kan akhirnya enggak bagus buat membangun industri kita, itu kenapa kita di Krakatau Steel kita restrukturisasi, yang delapan tahun berturut turut rugi sekarang sudah untung Rp 800 miliar," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (18/8/2022).
Di samping itu, Erick juga membidik adanya investasi baru, meski ia tak mengungkap besaran nilainya. Dengan begitu, Krakatau Steel memerlukan modal tersebut. Sehingga investasi baru nantinya tak sebatas pengadaan proyek yang merugikan.
"Ini yang saya enggak suka, selalu direksi-direksi BUMN, saya enggak bilang yang sekarang, yang sebelum-sebelumnya bikin proyek yang enggak jelas, akhirnya banyak yang mangkrak," tegasnya.
Tak berhenti di situ, Erick menyampaikan Krakatau Steel pun menggandeng Posco dalam memperbaiki industri baja nasional. Posco nantinya fokus pada lempengan mobil untuk kendaraan baterai listrik.
Erick menilai fokus ini merupakan bagian dari ekosistem kendaraan listrik yang mana Hyundai membuat mobil, LG untuk baterai, maka Krakatau Steel dan Posco bikin lempengan mobilnya.
"Ini ekosistem yang tadinya kalau enggak ada barang ini ya impor, itu proyek 3,2 miliar dolar AS atau Rp 50 triliun lebih, 50:50, ini yang kita dorong," ucap Erick Thohir.
Untuk diketahui, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan menjual saham jenis saham dalam pertepel dengan metode privatisasi Right Issue yang akan digunakan untuk pembayaran utang. Selain itu untuk pengembangan usaha perusahaan.
Advertisement
Investasi Posco
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut perusahaan asal Korea Selatan, Posco berencana menyuntikkan investasi USD 3,5miliar atau Rp 52,2 triliun. Tujuannya untuk pengembangan industri baja dalam negeri.
Hal ini disampaikan Erick saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Investasi RI/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, dan CEO Posco Kim Hag Dong di Seoul, Korsel, Kamis (28/7/2022) waktu setempat.
Erick menilai rencana investasi dari Posco akan semakin memperkuat visi PT Krakatau Posco --perusahaan patungan antara PT Krakatau Steel dan Posco-- menjadi pemain baja terbesar di Asia Tenggara.
"Sesuai arahan Presiden dalam mengurangi impor bahan baku, hari ini penandatanganan MoU kerja sama strategis antara Krakatau Steel dan Posco di bidang industri baja, disaksikan Pak Presiden. Tentu MoU menjadi satu langkah nyata BUMN dalam mendukung penguatan ekosistem industri baja dan otomotif di Indonesia," ujarnya, mengutip keterangan resmi, Jumat (29/7/2022).
Nilai investasi itu akan terwujud dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi baja otomotif untuk industri kendaraan listrik hingga proyek Ibu Kota Nusantara. Erick menyebut kerja sama ini juga kian memperkokoh ekosistem baja nasional yang terintegrasi.
"Posco tahu kita punya sumber daya alam besar untuk pengembangan industri kendaraan listrik, belum lagi market kita yang juga besar. Indonesia dilihat punya potensi besar menjadi pemain global dalam industri ini," ujar Erick.