Erick Thohir Sepakat Bantu Muslimah NU Tangani Masalah Sosial

Erick Thohir menegaskan komitmennya dalam membantu penyelesaian berbagai masalah sosial. Dukungannya kali ini ditujukan kepada para muslimah Nahdlatul Ulama.

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Okt 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2022, 17:00 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dalam momen NU Women Festival di Jakarta.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam momen NU Women Festival di Jakarta. 

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan komitmennya dalam membantu penyelesaian berbagai masalah sosial. Dukungannya kali ini ditujukan kepada para muslimah Nahdlatul Ulama.

Komitmen Erick disampaikan dalam momen NU Women Festival di Jakarta. Ini jadi salah satu ajang untuk memperkuat peran perempuan di lingkup NU.

“Jelang satu abad Nahdlatul Ulama, muslimah NU sebagai motor penggerak, meluruskan kembali komitmen untuk bersama menangani berbagai permasalahan sosial perempuan. Kami dukung, kami dorong,” ujar Erick dalam keterangannya, ditulis Minggu (16/10/2022).

Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf berharap perempuan NU nantinya akan meningkatkan kualitas perempuan menjaid lebih baik. Nantinya, akan meningkatkan kualitas peradaban kedepannya.

"Dalam corak besar masyarakat Indonesia, perempuan sebetulnya memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat. Sehingga bila kita berbicara tentang kesetaraan gender dalam konteks budaya masyarakat Indonesia, hal itu dirasa kurang tepat. Yang perlu dipikirkan lebih dalam adalah bagaimana kita meningkatkan kualitas perempuan," bebernya.

Untuk diketahui, NU Women Festival mengangkat tem “Perempuan NU : Berdaya dan Berkarya”. Ini merupakan momen selebrasi para perempuan NU dalam memperkuat barisan secara struktural maupun kultural untuk memperkuat kerja – kerja strategis berbasis akar rumput terkait 3 isu strategis perempuan.

Yakni perlindungan perempuan dan anak, penanganan perubahan iklim dan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi berkelanjutan.

 

Respons Isu Perempuan

Forum Nusantara Sosialisasikan Desa Damai Anti Intoleransi dan Radikalisme
Co-Founder Wahid Fondation Yenny Wahid saat menghadiri Forum Nusantara bersama UN Women, Jakarta, Jumat (8/2). Forum membahas geliat perempuan di desa membangun deteksi dan respons terhadap isu intoleransi dan radikalisme. (Liputan6.com/JohanTallo)

Ketua Organizing Committee (OC) NU Women, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan, pembentukan NU Women adalah sebuah langkah progresif dalam menyikapi isu-isu perempuan yang sudah sejak lama mendera negeri dan dunia.

“Ini merupakan sebuah langkah yang sangat progresif. Perempuan NU (NU Women) ini sebenarnya ruang perjumpaan di antara banyak jaringan-jaringan NU. Selama ini memang sudah ada, tapi kita dipertemukan dalam sebuah gerakan besar,” kata dia.

NU Women dinilai sebagai ruang perjumpaan bagi para perempuan NU, baik yang tergabung dalam struktur maupun yang bergiat secara kultur. NU Women juga berperan sebagai sebuah konsolidator dan agregator bagi seluruh jaringan NU yang mengurusi masalah-masalah kewanitaan, agar terjadi sinergi yang lebih dinamis dan terarah dalam melaksanakan upaya untuk membawa maslahat di masyarakat.

Yenny Wahid menegaskan NU Women bukanlah sebuah badan otonom (Banom), tapi menjadi sebuah hub, atau sekretariat bersama, dimana stakeholdernya adalah semua Banom NU yang ada saat ini.

Teken MoU Sebagai salah satu komitmen dan tindak lanjut kerja – kerja strategis dan konkret NU Women ke depan untuk pemajuan perempuan NU. PBNU menyepakai Memorendum of Understanding (MoU) dengan sejumlah pihak, salah satunya dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPA) meningkatkan sinergitas bersama dalam perlindungan Hak – hak Perempuan dan Anak.

Sejumlah Menteri yang hadir dalam kegiatan ini Erick Tohir selaku Menteri BUMN yang juga ditunjuk sebagai Ketua Pengarah Satu Abad NU, Bintang Puspayoga Menteri PPPA RI, dan Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan RI.

Dalam masing-masing sambutannya, para Menteri mengapresiasi langkah progresif PBNU dalam mendorong partisipasi perempuan secara aktif di masyarakat dan terlibat langsung mengatasi isu – isu besar mendatang.

 

Pemimpin Berani

Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Presiden Jokowi dalam acara pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).
Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Presiden Jokowi dalam acara pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

Ustaz Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menilai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai pemimpin berani. Hal ini tercermin ketika mantan Presiden Inter Milan tersebut berhasil dalam mendirikan bank syariah terbesar di Indonesia yakni Bank Syariah Indonesia (BSI).

"Pemimpin itu harus berani dalam mengambil keputusan, seperti Pak Erick Thohir yang berani mengambil keputusan untuk mendirikan Bank Syariah Indonesia," tutur Aa Gym di Pondok Pesantren Darut Tauhid, Bandung, Jumat (14/10).

Aa Gym melanjutkan, berkat gagasan Erick Thohir, BSI menjelma menjadi salah satu bank 10 besar di Indonesia. BSI diketahui berada di peringkat ke-7.

"Ini salah satu keputusan yang berani dari Pak Erick Thohir karena tidak mudah untuk menggabungkan tiga bank syariah menjadi satu," imbuhnya.

Selain itu, Aa Gym menjelaskan kepemimpinan Erick Thohir berlandaskan kepada kebermanfaatan masyarakat banyak. Karenanya muncul gagasan berdirinya BSI.

Pondok Pengasuh Daarut Tauhid ini yakin tanpa kepemimpinan berani dari seorang Erick Thohir maka umat Islam di Indonesia tidak akan memiliki bank syariah yang besar.

"Pak Erick Thohir pemimpin yang tidak memikirkan ambisi pribadi, namun kebermanfaatan untuk masyarakat banyak," pungkas Aa Gym.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya