Atasi Gagal Ginjal Akut Misterius, Kemenkes Impor Obat dari Singapura

Selain dari Singapura, obat penawar gagal ginjal akut misterius juga akan diimpor dari Australia dan beberapa negara lain. Sehingga jika kebutuhannya tidak bisa dipenuhi dari Singapura saja, maka akan diimpor dari negara lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2022, 16:21 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2022, 12:15 WIB
Membuat Ginjal Lebih Sehat
Ilustrasi Ginjal Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) gerak cepat menangani kasus gagal ginjal akut misterius yang saat ini tengah terjadi di Indonesia. Saat ini Kemenkes berencana mengimpor obat penawar untuk pasien gangguan ginjal akut misterius.

Rencananya, obat gangguan ginjal akut ini akan didatangkan langsung dari Singapura melalui Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

"Kemarin (yang lewat) RSCM dari Singapura," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tirmizi saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Obat penawar atau antidotum ini digunakan untuk menekan fatalitas pasien yang menderita gangguan ginjal akut misterius. Meskipun obat ini diimpor melalui RSCM, namun nantinya akan diberikan ke semua pasien di seluruh Indonesia.

Sayangnya, Nadia belum bisa menyebutkan jumlah obat yang akan diimpor dari Negeri Singa itu. Sebab hingga saat ini pihaknya sedang menghitung jumlah obat penawar yang dibutuhkan.

"Yang lain (jumlah obat dan anggaran) sedang dihitung," kata dia.

Selain dari Singapura, obat penawar ini juga ada di Australia dan beberapa negara lain. Sehingga jika kebutuhannya tidak bisa dipenuhi dari Singapura saja, maka akan diimpor dari negara lain.

"Banyak sumbernya, ada juga dari Australia. Nanti kita lihat kebutuhannya," kata Nadia.

 

Dinkes Jakarta: 71 Anak Terdiagnosis Gagal Ginjal Akut, 15 Sembuh, 40 Meninggal

Sakit gangguan ginjal akut pada anak
131 anak terkena gagal ginjal misterius, Menkes Budi masih menunggu laporan dari RSCM. (pexels.com/Victoria Akvarel)

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia mengungkapkan, ada 40 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal akut di Ibu Kota.

Sejauh ini 71 anak terdiagnosis ginjal akut, 16 orang di antaranya masih menjalani perawatan, sementara itu 15 orang anak dinyatakan sembuh.

Hal ini disampaikan Dwi dalam Konferensi Pers Penjelasan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Terkait Penanganan Gangguan Ginjal Akut di DKI Jakarta, Kamis 20 Oktober 2022.

"Dari 71 anak yang sudah terdiagnosis gagal ginjal akut ini kita lihat anak yang masih dalam perawatan ada 16 orang, kemudian yang sudah sembuh ada 15 orang dan memang yang berakhir meninggal ada di 40 anak," kata Dwi.

Data tersebut merupakan gabungan dari kasus Januari sampai dengan 19 Oktober 2022 pukul 08.30 WIB. Dwi menyebut peningkatan kasus gagal ginjal akut di Ibu Kota terjadi pada Agustus, September, dan Oktober.

Lebih lanjut, Dwi menerangkan dari kasus yang ditemukan, pasien anak laki-laki lebih dominan ketimbang anak perempuan. Selain itu, tidak semua anak merupakan domisili Jakarta. Namun, mereka dirawat pada fasilitas kesehatan di Jakarta.

"emudian kalau dilihat dari jenis kelaminnya maka anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan," kata dia.

Dari 71 kasus tersebut, 39 anak di antaranya berdomisili DKI Jakarta. Sementara itu hanya 16 orang anak yang tinggal di Jawa Barat.

"Ada 9 yang domisili di Banten kemudian juga ada masing-masing satu orang dari Jawa Timur dan Riau dan ada lima anak yang masih dilengkapi datanya," kata Dwi.

 

Masyarakat Diminta Waspada

Obat Sirup
IDAI imbau orang tua untuk tidak memberikan obat bebas tanpa rekomendasi nakes pada anak terkait kasus gagal ginjal akut. (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Dwi meminta agar masyarakat tetap waspada terkait penyakit gagal ginjal akut tersebut. Dia juga meminta orang tua untuk melakukan pencegahan agar anak tidak mudah terinfeksi penyakit.

"Termasuk penting untuk menjaga kesehatan, cuci tangan sebelum makan atau mengkonsumsi makanan dan minuman, dan memilih makanan yang dimasak sempurna, kemudian juga mengurangi jajan apalagi jajanannya kita tidak yakin kebersihannya kesehatannya," jelas dia.

Dia juga meminta kepada orang tua untuk memeriksakan anaknya ke faskes terdekat apabila mengalami demam atau sakit lainnya. Orang tua juga diminta untuk memastikan agar anak tak kekurangan cairan.

"Kemudian mencukupkan cairannya artinya jangan sampai kekurangan cairan, dan memang kalau dibutuhkan obat penurun panas maka sebisa mungkin saat ini kita pilih obat penurun panas dari jenis sediaan tablet disesuaikan dengan dosis pada anak-anak dengan berat badan dan umur," tandas Dwi.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi
Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi (Liputan6/com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya