Rusia Ancam Ngebom Kapal Pengangkut Gandum, BI Was-Was Harga Pangan Meroket

Bank Indonesia Bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah kembali mengadakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang kali ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah.

oleh Tira Santia diperbarui 31 Okt 2022, 09:47 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2022, 09:47 WIB
Bank Indonesia Bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah kembali mengadakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang kali ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022).
Bank Indonesia Bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah kembali mengadakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang kali ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022).

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia menilai, akan terjadi potensi kenaikan harga energi, minyak, dan gas beberapa bulan ke depan. Apalagi ditambah dengan ancaman baru Rusia yang akan mengebom semua kapal yang membawa gandum ke seluruh dunia. Hal itu menjadi potensi yang akan mengancam pasokan pangan, khususnya gandum.

“Dua hari yang lalu keluar ancaman Rusia akan mengebom semua kapal yang membawa gandum ke seluruh dunia. Jadi, itu potensi yang muncul baru dari sisi pasokan pangan yang akan terganggu lagi, dengan harga potensi naik,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang kali ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022).

Oleh karena itu, Bank Indonesia memprediksi risiko harga komoditas masih akan tinggi ke depannya. Artinya, dunia sedang tidak baik-baik saja.

“Kita bukan menakuti tapi bagaimana kita memitigasi, karena semua negara sedang berperang dengan ancaman yang sama, semua menaikan suku bunga. Apapun resiko yang dihadapi dengan konteks masalah pertumbuhan yang melambat adalah prioritas kedua, karena masalah stabilitas tidak ada kata tawar,” ungkapnya.

Dody juga menilai tekanan inflasi yang bersumber dari meningkatnya inflasi pada kelompok administered price yang merupakan dampak dari penyesuaian harga BBM serta risiko fluktuasi kelompok volatile foods mendorong perlunya upaya pengendalian inflasi di Provinsi Sulawesi Tengah.

“Kita berkumpul pada pagi hari ini meresmikan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Provinsi Sulawesi Tengah.  Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Gubernur Sulteng,” kata Dody dalam sambutannya.

 

 

Jaga Nilai Tukar Rupiah

BI Prediksi Inflasi Oktober Capai 0,05 Persen
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menjelaskan, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter fiskal bertugas menjaga kestabilan inflasi serendah-rendahnya dan menjaga nilai tukar tetap stabil.

Bank Indonesia, menilai provinsi Sulawesi Tengah termasuk provinsi yang sangat baik dalam pengendalian inflasi secara nasional, dimana ada dua penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diperoleh Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2020 dan 2021.

Lebih lanjut, kata Dody, tahun ini isu inflasi bukan hanya permasalahan nasional melainkan juga menjadi permasalahan global. Dimana dalam Presidensi G20 Indonesia beberapa waktu lalu, juga dibahas mengenai masalah krisis energi dan krisis inflasi pangan.

“Terkait G20, diskusi global yang sangat kritikal yaitu masalah krisis energi dan krisis inflasi pangan. Bahwa untuk krisis energi apakah Eropa bisa menghadapi musim dingin yang sedang terjadi dengan pasokan gas yang dibatasi oleh Rusia,” ujarnya.

Ekonomi Indonesia Tumbuh di Tengah Ancaman Inflasi, BI: Ini Mukjizat

Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono dalam dalam “Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi Selatan,” Senin (24/10/2022).
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono dalam dalam “Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi Selatan,” Senin (24/10/2022).

Sebelumnya, Bank Indonesia menyelenggarakan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Sulawesi Selatan sebagai upaya pengendalian inflasi pangan di daerah.

Sebab, tren kenaikan harga atau inflasi masih terus terjadi hingga saat ini. Untuk mengendalikan inflasi, tentunya diperlukan langkah antisipatif terkait komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga.

Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono dalam dalam “Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi Selatan,” Senin (24/10/2022).

“Pertemuan kita siang hari ini sangat penting, dan saya rasa semua yang hadir pada siang hari ini itu menunjukkan betapa kuat koordinasi,” ujar Doni.

Dalam paparannya, Doni mengatakan tingkat inflasi di bulan September 2022 mencapai 5,95 persen (yoy). Bahkan, lembaga dunia memprediksi inflasi di Indonesia bisa mencapai 6-7 persen.

Oleh karena itu, Bank Indonesia bersama seluruh Pemerintah Pusat, Daerah, serta stakeholders terkait secara intens melakukan sinergi dan kolaborasi pada pengendalian inflasi di tingkat daerah maupun nasional

 “Di dunia luar sana proyeksi inflasi kita itu sampai 6 sampai 7 persen hingga akhir tahun ini. Oleh karena itu kita harus sama-sama bisa menurunkan itu di bawah, karena dulu sebelum era 5 tahun kebelakang inflasi itu selalu 5 persen. Sekarang kan diprediksi kembali lagi ke 6 dan 7 persen. Ini yang yang kita harus sama-sama bahu-membahu untuk bisa menurunkan inflasi ini,” ujarnya.

 

Inflasi Indonesia

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meskipun inflasi Indonesia saat ini terbilang cukup tinggi, Indonesia masih mampu tumbuh perekonomiannya. Terbukti pada kuartal II-2022 ekonomi tumbuh sebesar 5,44 persen, sedangkan di negara lain banyak yang tumbuh negatif bahkan menuju arah resesi.

“Ini suatu mukjizat, di negara lain ekonominya tidak tumbuh malah stagnasi, sementara di Indonesia itu tumbuh. Nah, ini yang yang yang suatu mukjizat buat kita, kan emang ekonomi Indonesia tuh didukung oleh konsumsi karena mobilitasnya udah bagus terus meningkat,” ujarnya.

Maka semua pihak harus menjaga momentum pertumbuhan ini dengan cara menjaga inflasi. Misalnya, upaya Bank Indonesia dalam menurunkan inflasi, yaitu menaikkan suku bunga bank 50 basis poin.

“Nah ini kita sebut sebagai front loaded, forward looking, dan pre-emptive untuk menurunkan ekspektasi yang 7 persen, karena itu kan ekspektasi. Jadi, kita berusaha untuk menurunkan ekspektasi itu ke bawah,” ujarnya.

Upaya lainnya, Bank Indonesia juga turut menjaga kestabilan nilai tukar. Karena jika tidak dijaga, maka nilai tukar itu mengakibatkan imported inflation. “Inilah yang salah satunya coba kita jaga, supaya bahan-bahan impor kita juga tidak tinggi,” ujar Doni.

Kemudian, beberapa hal yang Bank Indonesia lakukan adalah kerja sama dengan pemerintah daerah, antara lain optimalisasi penggunaan belanja yang tidak terduga, membantu menjaga pasokan kelancaran distribusi barang dan penguatan ketahanan pangan. 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya