Rupiah Dibuka Melemah ke 15.643 per Dolar AS, Imbas Sentimen Suku Bunga AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi, masih melemah menyusul prospek kenaikan suku bunga oleh The Fed

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Nov 2022, 10:23 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2022, 10:18 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi, masih melemah menyusul prospek kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Rupiah pagi ini melemah 45 poin atau 0,29 persen ke posisi 15.643 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.598 per dolar AS.

"Outlook dolar AS menguat dan tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS dibalik prospek kenaikan suku bunga agresif dari The Federal Reserve di pekan ini, yang diperkirakan mereka akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps kembali," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dikutip dari Antara, Selasa (1/11/2022).

Prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve masih terjaga pada tengah pekan ini dengan banyak analis memperkirakan bank sentral akan kembali meningkatkan suku bunga sebesar 75 bps seperti beberapa pertemuan sebelumnya.

Di sisi lain, pasar mencerna komentar terbaru dari Presiden AS dan Rusia. Presiden AS Joe Biden pada awal pekan mengatakan bahwa dia meminta perusahaan minyak dan gas untuk menggunakan keuntungan mereka yang tinggi untuk menurunkan harga-harga untuk orang Amerika dan meningkatkan produksi mereka, atau membayar pajak yang lebih tinggi.

 

Perjuangan AS

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini pemerintah AS berjuang melawan harga bahan bakar yang tinggi dengan pemilu yang akan datang dalam sepekan.

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberikan pernyataan yang dipandang optimis oleh pasar dengan mengatakan bahwa dia dapat mendirikan pusat gas di Turki dengan cukup cepat dan yakin kontrak gas akan ditandatangani.

Putin juga menambahkan bahwa ada banyak orang di Eropa yang ingin dia melakukan itu.

Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari rilis data ISM Manufacturing PMI dan JOLTS Job Openings AS pada malam nanti.

Pada Senin (31/10) lalu, rupiah ditutup melemah 44 poin atau 0,28 persen ke posisi 15.598 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.554 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya