Liputan6.com, Jakarta Kejadian kebakaran Smelter Nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry di Morowali Utara tanggal 22 Desember 2022 yang memakan korban jiwa. Salah satu korban tewas dalam kejadian tersebut yaitu seleb Tiktok Nirwana Selle.
Kejagian kebakaran ini pun mendapat sorotan dari wakil ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi.
"Kami akan segera melakukan kunjungan ke lokasi kejadian guna mendapat gambaran utuh penyebab kejadian yang memakan korban jiwa tersebut. Dan kami akan mengevaluasi dari kejadian ini, apakah ada unsur unsur teknis yang memang tidak layak ataukah murni musibah" ungkap Pimpinan Komisi VII tersebut.
Advertisement
"Kita selalu ingatkan kepada seluruh pabrik pengolahan Nickel agar mengedapan pemenuhan teknis dan mengutamakan keselamatan para pekerja, tidak hanya berorientasi terhadap keuntungan semata. Karena nyawa dan keselamatan pekerja harus diutamakan" kata Bambang
"Kami meminta pihak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap korban dan juga mendorong kementerian teknis yang terkait untuk melakukan audit terhadap smelter tersebut" ucap politisi Gerindra itu
"Komisi VII juga akan segera memanggil semua pihak terkait untuk melakukan pendalam secara menyeluruh kejadian ini, dan mengantisipasi agar tidak terjadi di Smelter lainnya. Investasi perlu, tetapi nyawa masyarakat tetap yang utama" sebutnya.
Menengok dari akun TikTok miliknya, Nirwana Selle kerap membagikan kegiatannya bekerja melalui akun media sosial Tiktok miliknya.
Bagaimana kronologi insiden terjadi, akun TikTok Ella99 membagikan sebuah video menggambarkan detik-detik kecelakaan yang menimpa Nirwana Selle.
Di mana bermula dari salah satu tungku yang ada di smelter meledak. Kemudian api tersebut mengarah ke crane yang terdapat Nirwana sedang mengoperasikan alat dan membuat dirinya belum sempat menyelamatkan diri sehingga akhirnya meninggal dunia.
Sementara profil PT Gunbuster Nickel Industry merupaan salah satu peleburan berbasis bijih Nikel di Indonesia yang didirikan pada tahun 2019.
Perusahaan menyebutkan bila proyek peleburan nikelnya menerapkan proses teknologi Rotary Klin Electric Furnace (RKEF) dengan mengembangkan 25 lini produksi dengan kapasitas produksi 1,9 juta Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.
Proyek Smelter Nikel USD 50 Juta Dibangun di Luwu Timur
Sebelumnya PT Indo Nickel Industri bekerjasama dengan Pinggao Group Company Limited bersepakat membangun smelter nikel di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Nilai proyek ini mencapai USD 50 juta.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan pembangunan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Nickel Smelter Project Indonesia–Engineering Procurement and Construction Contract – untuk pembangunan proyek smelter nikel di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Jumat, 16 Desember 2022.
Penandatanganan kontrak dilakukan Direktur Utama PT Indo Nickel Industri (INI) Helmut Hermawan dengan Direktur Utama Pinggao Group Co. Ltd. Cao Mingxiang yang disaksikan sejumlah pejabat dari pemerintah kabupaten setempat serta pimpinan DPRD Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut Helmut penandatanganan kerjasama ini mengawali rangkaian pembangunan projek kerjasama pembangunan RKEF smelter nikel senilai lebih dari USD 50 juta, untuk merealisasikan program hilirisasi dengan kapasitas 1 X 36 ribu KVA (setara 36 Mega Volt Ampere (MVA)).
Setelah penandatanganan, diharapkan akan dilakukan proses peletakan batu pertama (ground breaking) proyek, yang akan dilakukan di bulan Desember ini, atau selambat-lambatnya pada Januari 2023. Diharapkan proses konstruksi pembangunan smelter akan berlangsung selama 18 bulan setelahnya.
“Dalam upaya mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, kami tidak hanya membuka tambang nikel di Malili, Luwu Timur saja, namun saat ini kami membangun smelter menggandeng kerjasama dengan pihak investor Pinggao Co. Ltd. yang telah berpengalaman di bidang industri elektrik sejak tahun 1970,” papar Helmut.
Dengan menggandeng Pinggao Group selaku perusahaaan kontraktor Engineering Procurement and Construction (EPC), maka nantinya biji nikel (nickel ore) yang selama ini ditambang di Malili, akan langsung diolah menjadi Feronikel dengan kadar Nikel (Ni) 10% sampai 12% dengan kapasitas 64 ribu ton Feronikel setiap tahunnya.
Advertisement