Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi resmi menutup Posko Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Dia juga mencatat sejumlah hal selama periode 19 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023 tersebut.
Menhub berujar, berbagai kendala dan temuan selama periode tersebut perlu jadi evaluasi kedepannya. Salah satunya sebagai bekal untuk menghadapi peningkatan pergerakan masyarakat di momen Idul Fitri atau Lebaran 2023.
"Lebaran tinggal 4 bulan, jadi kita harus cermati apa-apa yang relatif tidak terpenuhi dengan baik, di udara, darat, kereta api dan laut. Karena angkutan lebaran akan lebih masif, lebih besar," pesannya dalam Penutupan Posko Angkutan Nataru, Rabu (4/1/2023).
Advertisement
Dia memprediksi adanya kenaikan pergerakan penumpang saat Lebaran 2023 nanti. Ditambah lagi status PPKM yang sudah dicabut pemerintah. Dia juga mengacu pada periode Lebaran 2022 dimana ada peningkatan yang cukup tinggi meski dibarengi dengan aturan PPKM.
"Memang tidak ada kendala di cuaca tetapi demand-nya sangat besar. Saya ingat pada tahun lalu, kita lakukan suatu handling untuk lebaran ini tidak mudah, dan tahun ini dengan PPKM sudah tidak dilakukan lagi, maka ini bisa terjadi suatu peningkatan yang sangat berarti," paparnya.
Menurut catatannya, ada sekitar 10 juta orang yang menggunakan angkutan umum selama periode Nataru. Rinciannya, sekitar 4,2 juta orang saat Natal 2022 dan 6,3 juta orang selama Tahun Baru 2023.
"Kita juga harus persiapkan lebaran dengan baik. Nataru ini kita lihat dengan bagus dengan suatu lesson learn yang akurat," kata dia.
Â
Penumpukan
Salah satu yang jadi perhatian Menhub Budi adalah di sisi rest area di beberapa jalan tol. Mengacu pada penglaman sebelumnya, terjadi penumpukan yang luar biasa di beberapa rest area selama lebaran.
Menhub Budi meminta, adanya perhatian lebih yang diberikan pada titik-titik rest area yang jadi pusat penumpukan. Selain itu, titik keberangkatan juga jadi lokasi yang harus diperhatikan.
"Jadi beberpaa titik-titik keberangkatan, titik-titik perjumpaan, jalan, setelah kemarin kita evaluasi kemungkinan titik banjir, mungkin di lebaran juga, dan rest area menjadi concern," bebernya.
"Saya juga minta ke internal Kementerian Perhubungan melakukan satu pengamatan dengan teliti dan jangan lupa koordinasikan dengan stakeholder. Saya pikir juga perubahan dan terobosan harus dilakukan dengan baik, survei dilajukan akurat berapa jumlah pemudik yang akan terjadi," sambung Menhub Budi Karya.
Â
Advertisement
Pelayanan Selama Nataru Menantang
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut pelayanan posko angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) cukup menantang. Salah satu faktornya adalah adanya cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah.
Pasalnya, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini langsung berpengaruh pada kegiatan transportasi. Baik itu adanya gelombang tinggi, hingga banjir yang menghambat perjalanan di darat.
"Kalau kita melihat ke semua ini apa yang kita lakukan struggling atau menantang karena cuaca. Cuaca ini mempengaruhi, baik hujan, angin, arus, semua itu secara langaung berdampak pada kegiatan teansportasi. Laut, darat, udara semua terdampak,"ujarnya dalam Penutupan Posko Angkutan Nataru, Rabu (4/1/2023).
Â
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut pelayanan posko angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) cukup menantang. Salah satu faktornya adalah adanya cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah. Pasalnya, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini langsung berpengaruh pada kegiatan transportasi. Baik itu adanya gelombang tinggi, hingga banjir yang menghambat perjalanan di darat. "Kalau kita melihat ke semua ini apa yang kita lakukan struggling atau menantang karena cuaca. Cuaca ini mempengaruhi, baik hujan, angin, arus, semua itu secara langaung berdampak pada kegiatan teansportasi. Laut, darat, udara semua terdampak,"ujarnya dalam Penutupan Posko Angkutan Nataru, Rabu (4/1/2023). Keterlambatan Penerbangan Dia mengisahkan, salah satunya adalah keterlambatan dari penerbangan pesawat. Dengan cuaca yang tak menentu, maka pesawat tak bisa melakukan lepas landas atau mendarat. Sehingga, jadwal yang seharusnya sesuai, kembali mundur beberapa waktu. "Saat di (sektor) udara juga terganggu satu aktivitas yang terganggu dimana penerbangan yang mestinya terjadi tepat waktu ada keterlambatan," jelasnya. Terkait kendala akibat cuaca ini, Menhub Budi meminta jajarannya dan seluruh pihak terkait untuk melakukan evaluasi. Tujuannya agar ada perbaikan saat menghadapi momen mudik selanjutnya. "Bahwa apa yang kita catat dalam apa yang dilakukan selama periode ini perlu dapat perhatian dan evaluasi. Perlu ada evaluasi karena evaluasi ini penting untuk (menghadapi momen) lebaran dan untuk persiapan konektivitas jadi lebih baik," bebernya.
Dia mengisahkan, salah satunya adalah keterlambatan dari penerbangan pesawat. Dengan cuaca yang tak menentu, maka pesawat tak bisa melakukan lepas landas atau mendarat. Sehingga, jadwal yang seharusnya sesuai, kembali mundur beberapa waktu.
"Saat di (sektor) udara juga terganggu satu aktivitas yang terganggu dimana penerbangan yang mestinya terjadi tepat waktu ada keterlambatan," jelasnya.
Terkait kendala akibat cuaca ini, Menhub Budi meminta jajarannya dan seluruh pihak terkait untuk melakukan evaluasi. Tujuannya agar ada perbaikan saat menghadapi momen mudik selanjutnya.
"Bahwa apa yang kita catat dalam apa yang dilakukan selama periode ini perlu dapat perhatian dan evaluasi. Perlu ada evaluasi karena evaluasi ini penting untuk (menghadapi momen) lebaran dan untuk persiapan konektivitas jadi lebih baik," bebernya.
Advertisement