Simak Strategi Investasi yang Aman di Tahun Penuh Tantangan Ini

Standard Chartered Wealth Management Chief Investment Office (CIO) baru saja merilis laporan Outlook 2023.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Jan 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2023, 06:00 WIB
Merencanakan Dana Pendidikan Anak Semudah Menggenggam Smartphone
Ilustrasi investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Standard Chartered Wealth Management Chief Investment Office (CIO) baru saja merilis laporan Outlook 2023. Dalam laporan ini menguraikan strategi investasi serta sejumlah isu ekonomi yang diperkirakan akan terus menemui tantangan di 2023.

Pertumbuhan perekonomian global yang melambat karena resesi ekonomi Amerika Serikat diperkirakan akan turut menahan laju inflasi. Namun demikian, tingkat inflasi kemungkinan akan tetap berada di atas tingkat yang aman bagi para bank sentral di seluruh dunia.

Sementara itu, laporan ini juga memperkirakan pertumbuhan di China akan pulih karena adanya penghapusan pembatasan kegiatan masyarakat secara bertahap dan fokus kebijakan pada stabilisasi pertumbuhan di negara tersebut.

Group Chief Investment Officer Steve Brice mengatakan, 2022 merupakan tahun penarikan besar-besaran. Hal ini membawa dampak kepada banyak investor dan membuat mereka sulit untuk mendapatkan perlindungan di pasar keuangan.

"Perspektif baru berdasarkan kondisi pasar saat ini masih mungkin untuk melayani investor dengan baik, dan kami berharap laporan outlook terbaru kami, akan memungkinkan mereka untuk membuat keputusan investasi yang objektif yang sesuai dengan tujuan kekayaan mereka.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (15/1/2023). 

Dengan latar belakang di atas, tim CIO Standard Chartered merekomendasikan kepada para investor untuk membangun fondasi yang aman atau SAFE:

Secure your yield (Amankan imbal hasil Anda)

Syariah, Dolar AS, Saham, Obligasi? Optimalkan Potensi Tumbuh Dana Anda.
(Foto:Ilustrasi)

Tingkat imbal hasil saat ini menjadi salah satu peluang besar di tahun 2023. Fokus harus ditujukan pada obligasi overweight – seperti obligasi pemerintah dan/atau korporasi yang berkualitas – dibandingkan dengan ekuitas dan uang tunai.

Allocate to long-term value (Mengalokasikan investasi kepada nilai jangka panjang)

Fokus kepada tingkat imbal hasil harus diimbangi dengan eksposur ke nilai jangka panjang, yang terlihat di pasar ekuitas dan obligasi Asia (di luar Jepang). Di Kawasan Asia di luar Jepang, investasi bisa ditujukan pada ekuitas China yang overweight mengingat valuasinya yang murah serta katalis positif. Kelas aset menarik lainnya adalah obligasi Asia USD.

 

Fortify against further surprises (Antisipasi kejutan lebih lanjut):

Adanya kemungkinan resesi di Amerika Serikat berarti investor harus siap menghadapi kejutan yang tidak menguntungkan, dan obligasi pemerintah berkualitas tinggi dapat menjadi salah satu mitigasi tersebut. Uang tunai dan emas juga merupakan penjaga portofolio utama.

Expand beyond the traditional (Keluar dari pendekatan tradisional)

Dengan asumsi bahwa kenaikan yang tidak normal dalam korelasi antara obligasi dan saham tidak akan bertahan hingga akhir tahun 2023, maka permintaan untuk aset yang relatif tidak berkorelasi kemungkinan besar akan terus berlanjut. Strategi alternatif, seperti strategi alternatif likuid dan kelas aset privat, dapat membantu.

Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong
Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya