Riset: Generasi Muda Makin Sadar Pentingnya Punya Properti

Peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda terus bertumbuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2023, 21:28 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 21:28 WIB
Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)
Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)

 

Liputan6.com, Jakarta Suplai dan harga rumah tapak sekunder di Indonesia mengalami pertumbuhan baik. Sepanjang tahun 2022, pertumbuhan suplai tercatat sebesar 30,1 persen (YoY) dan pertumbuhan harga tercatat sebesar 2,4 persen (YoY). Data ini mengindikasikan tren positif yang potensial bagi pengembangan properti.

Sepanjang tahun 2022, tren pasar properti Tanah Air juga berhasil menunjukkan perubahan pasar ke arah positif. Data internal 99 Group mencatat pencarian properti di portal Rumah123.com dan 99.co rata-rata per bulan sebanyak 34 juta, serta waktu yang dihabiskan per kunjungan adalah 5 menit 50 detik secara rata-rata, bertumbuh dibandingkan dengan tahun 2021 tercatat selama 4 menit 23 detik.

Dari sisi demografi pencari properti tersebut, hampir 51 persennya adalah laki-laki dan 49 persennya adalah perempuan. Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi pencari properti generasi muda. Pencari properti berumur 18-24 tahun berkontribusi sebesar 22,0 persen sementara pencari properti berumur 25-34 tahun berkontribusi sebesar 26,4 persen.

Fakta menarik ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh.

"Gen Z, Gen Y sangat attach dengan teknologi, tapi saat dilihat di lapangan, pemangku kepentingan saat melakukan edukasi tidak melakukan hal tersebut. Generasi muda 60 persen life stage-nya sudah digital, tapi justru informasi yang tersedia secara digital terkait properti malah sangat minimal. Sehingga ada gap, dan menjadi tantangan terbesar. 99 Group sebagai media, mencoba menjembatani gap tersebut." papar CEO 99 Group Indonesia, Wasudewan, Kamis (19/1/2023). 

Sementara itu, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 80 persen.

Berdasarkan preferensi harga yang dicari di laman 99.co dan Rumah123.com, properti dengan harga <400 juta mendominasi sebesar 23,1 persen, diikuti oleh rumah dengan harga Rp1 miliar -Rp2 miliar sebesar 20 persen. Namun jika dilihat berdasarkan perubahan proporsi sejak tahun 2021, terdapat peningkatan proporsi pada properti dengan harga yang lebih tinggi (>Rp 1 miliar).

 

Kolaborasi Strategis Pemerintah dan Swasta

Property Outlook 2023
Property Outlook 2023, bertajuk Optimisme Sektor Properti untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Agus Fadjar Setiawan meenjelaskan, bahwa pertumbuhan indeks harga properti residensial Indonesia, relatif rendah dan stabil jika dibandingkan negara lain. 

Fadjar menambahkan “Bank BUMN dan Bank Swasta masih mempertahankan bunga KPR dalam level yang rendah, meskipun bunga acuan terus meningkat, karena likuiditas perbankan yang secara umum masih bagus. Bank Indonesia berharap dengan adanya kebijakan strategis seperti pelonggaran rasio LTV, sektor properti dapat berkembang dan turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.”

Di sisi lain, Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Fitrah Nur, menjelaskan arah kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman, hingga 2024 mendatang.

 

 

Pembiayaan

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari pemantapan sistem pembiayaan primer dan sekunder perumahan, termasuk optimalisasi pemanfaatan sumber pembiayaan jangka panjang seperti TASPEN dan BPJS Ketenagakerjaan. 

“Saat ini terdapat beberapa program prioritas yang diusung oleh PUPR dalam rangka mendorong laju sektor real estate di tahun ini, di antaranya adalah; pembangunan rumah susun sewa untuk masyarakat, pembangunan rumah tapak di daerah terdampak bencana, peningkatan rumah masyarakat dengan subsidi sebesar Rp 20 juta rupiah untuk setiap KK, insentif infrastruktur bagi pengembang rumah subsidi dan pembangunan rusun pekerja di IKN.” papar Fitrah.

Sesi pemaparan juga diperkaya oleh Head of Center of Macroeconomics and Finance INDEF,  M. Rizal Taufikurahman, yang menjelaskan, saat ini nasabah yang menabung di bank dengan rentang tabungan Rp 2 - 5 miliar cukup banyak, yang menabung adalah anak-anak muda.

"Generasi ini juga perlu mendapatkan penjelasan mengenai investasi tidak hanya di sektor komoditi tapi juga di sektor properti, sehingga bisa lebih produktif," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya