Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan smelter tembaga baru milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur terus berjalan. Informasi terbaru, proses pengerjaannya mencapai 54 persen, di atas dari target yang ditetapkan.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan pencapaian itu mengacu pada pengerjaan hingga akhir Januari 2023. Sementara, target yang ditetapkan pada periode yang sama adalah 52,9 persen, artinya sudah ada kemajuan pembangunan yang signifikan.
Baca Juga
"Ini kalau menurut rencana kurva S rencananya 52,9 persen sampai Januari ini melebihi target rencana yang kita tetapkan," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (6/2/2023).
Advertisement
Dia merinci, pembangunan tiang pancang untuk smelter ini telah rampung 100 persen, lalu concrete beton sudah 50 persen, instalasi baja 13 persen, instalasi baja untuk tangki 15 persen, serta pembangunan pelabuhan khusus untuk keperluan angkutan smelter sudah mencapai 90 persen.
"Di JIIPE (Java Integrated and Industrial Port Estate) itu sekarang sudah ada 1 pelabuhan, tapi ini untuk tenan lainnya. Sementara yang 90 persen itu pelabuhan yang kawasan JIIPE untuk kepentingan PTFI, jadi akan ada 2 pelabuhan nanti disitu," urainya.
Dari sisi biaya, Tony menyampaikan kalau biaya yang keluar untuk pembangunan sudah mencapai USD 1,78 miliar atau setara Rp 27 triliun. Ini lebih dsri setengahnya biaya oembangunan yang ditetapkan sebesar USD 3 miliar atau setara Rp 45 triliun.
Terlambat Karena Pandemi
Tony menuturkan alasan terlambatnya proyek ini diselesaikan dari target awal yang ditetapkan. Penyebabnya adalah adanya oandemi Covid-19 yang menghambat proses proyek.
Namun, mengacu pada proyeksi pembangunan dalam Kurva S yang dibuat terbaru, smelter baru PTFI ini diprediksi rampung pada akhir 2023.
"Memang di 2020 terdampak pandemi, sebagain besar dunia, termasuk Gresik, sehingga kami ajukan ke pemerintah ada keterlambatan sebagaimana proyek lain di dunia kami ajukan kurva S yang baru. Sampai akhir 2023 konstruksi fisik selesai, tahun 2024 produksi dan selanjutnya ramp up," paparnya.
Senada
Pembangunan smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia terus mengalami langkah yang positif. Hingga Januari 2023, pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur itu telah mencapai 54 persen.
Hal ini diungkap Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso. Dia meyakini, proyek ini akan rampung pada Desember 2023 mendatang.
"Smelter tembaga dan precious smelter refinery ini yang menjalankan adalah PT Freeport Indonesia, berlokasi di Gresik Jatim, syukur alhamdulillah, progres yang tercapai, kami terinfokan mencapai 54 persen, di akhir Januari 2023," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (6/2/2023).
"dan insyaaAllah akan capai 100 persen penyelesaian konstruksi di akhir 2023," imbuhnya.
Atas progres itu, Hendi menyampaikan kalau setelah rampung akan dilanjutkan dengan proses selanjutnya.
"dan akan lanjut ke fase soft comissioning dan ramp up operasi di bulan Juni 2024," sambung dia.
Advertisement
Rampung Akhir 2023
Pembangunan proyek smelter yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PT FI) di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur ditargetkan rampung pada akhir 2023. Saat ini pembangunan smelter tersebut sudah mencapai 51,7 persen.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Toni Wenas mengatakan pembangunan smelter di Manyar, Gresik tersebut menelan investasi sebesar Rp25 triliun.
"Hingga akhir Desember 2022, pembangunan proyek tersebut telah mencapai 51,7 persen dan menelan investasi sekitar 1,63 miliar dolar AS atau setara Rp25 triliun. Proyek ditargetkan selesai konstruksi pada akhir 2023," katanya dilansir dari Antara, Sabtu (14/1/2023).
Toni mengatakan pembangunan ini merupakan wujud PT Freeport Indonesia dalam mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah dan sedang melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"Adapun luas total smelter Manyar sekitar 100 hektare," katanya.
Smelter Manyar
Toni menjelaskan smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikannya sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Hasil pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.
"Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata dia.
Kemudian ke smelter veni halmahera timur kami terinfokan progrers pembangkit PLN sudah capai 58,3 persen sedangkan EPC sampai 98,2 persen dengan target akhir tahun ini di kuartal ke IV.
Advertisement